a-50.jpg
Dunia

Teori Tentang Penembakan Pesawat Radar A-50 Rusia oleh Ukraina

  • Citra satelit dan data radar tampaknya menempatkan jalur penerbangan paling utara A-50 di wilayah Berdyansk. Hanya sekitar 120 km dari garis depan
Dunia
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA-Jatuhnya pesawat peringatan dini  A-50 Rusia telah memunculkan polemik. Termasuk siapa yang menembak pesawat langka dan penting tersebut.

Ukraina mengklaim telah menembak pesawat radar tersebut pada Minggu 14 Januari 2024 malam.  Tetapi sejumlah bloger Rusia termasuk Fighterbomber mengatakan pesawat itu ditembak jatuh oleh sistem pertahanan teman sendiri. Alias salah tembak. Selain A-50 psawat komando Ilyushin Il-22 Rusia juga rusak dalam serangan yang sama.

Rudal apa yang digunakan Ukraina jika memang mereka adalah pelakukan juga tidak jelas. Ada kemungkinan rudal pertahanan udara Patriot PAC-2 yang memiliki jangkauan 90 mil. Kemungkinan lain Patriot PAC-3 atau S-300 yang jangkaunnya lebih pendek.

Bagaimana tepatnya Ukraina menembak jatuh A-50 bermesin empat dengan radar yang dipasang di atasnya masih belum jelas. Namun  Tom Cooper yang telah menulis banyak buku tentang pesawat tempur Soviet dan Rusia memiliki teori . Dia memperkirakan awak radar dan rudal Ukraina berhasil menjebak awak Rusia ke dalam perangkap.

Jika teori Cooper benar, maka Ukraina memasang jebakan pada hari Sabtu. Ketika jet Ukrainamenyerang instalasi angkatan udara Rusia di Semenanjung Krimea yang diduduki Rusia.  Serangan kemunkginan dilakukan oleh Su-24 Ukraina. “Akibat serangan tersebut sejumlah radar rusak,” kata Cooper dikutip Forbes Rabu 17 Januari 2024.

Serangan pada hari Sabtu tersebut merupakan serangan terbaru dari kampanye panjang Ukraina terhadap pertahanan Rusia di Krimea. Serangan  terakhir menekan jangkauan radar Rusia di darat. Ini  menyebabkan baterai rudal yang masih ada di semenanjung tersebut sebagian buta. Terutama  di wilayah utara. Area ini dapat melindungi wilayah tersebut dari pesawat, drone, dan rudal Ukraina yang masuk.

“Lalu para komandan Rusia melakukan tindakan salah,” kata Cooper. Mereka memerintahkan salah satu dari sedikit pesawat radar A-50U yang tersisa untuk bergerak lebih jauh ke utara. 

Sebelumnya pesawat ini biasanya terbang jauh ke selatan di atas Laut Azov. Penerbangan lebih ke utara diperlukan untuk memperluas jangkauan radar di sebagian besar Krimea. Radar berputar A-50 dapat melihat target seukuran pesawat hampir 200 mil jauhnya.

Pos komando lintas udara Ilyushin Il-22M   menemani A-50. Il-22 adalah platform relai radio. Krunya akan membantu kru A-50 dalam komunikasi dan transfer data. 

Citra satelit dan data radar tampaknya menempatkan jalur penerbangan paling utara A-50 di wilayah  Berdyansk. Hanya sekitar 120 km dari garis depan. Dan itu  berada dalam jangkauan rudal permukaan-ke-udara Patriot. Satu dari tiga sistem ini telah digunakan untuk membentengi sepanjang front selatan.

Ukraina kemudian menargetkan A-50 dan Il-22 yang menyertainya tanpa memberikan peringatan terlebih dahulu kepada kru Rusia. Dan dan tanpa mengorbankan sistem Patriot mereka yang berharga.

“Yang harus dilakukan Ukraina hanyalah secara diam-diam mengerahkan sistem SAM yang sesuai untuk menargetkan kedua pesawat tersebut dari jarak jauh.  Mungkin ini adalah salah satu sistem  S-300. Mungkin salah satu sistem Patriot PAC-2 atau 3,” katanya.

Kerja Sama Patriot dan S-300

Mungkin juga Ukraina telah mengerahkan peluncur dan radar, ditambah peralatan catu daya, dari salah satu dari tiga sistem Patriot. Mereka dikombinasikan dengan salah satu radar S-300 mereka.

Ada beberapa bukti kerja sama S-300-Patriot. Pesawat pembom tempur Sukhoi Su-34 milik angkatan udara Rusia dilaporkan mendeteksi baterai S-300 Ukraina yang sebelumnya tidak dikenal. Baterai ini mengaktifkan radarnya beberapa menit sebelum A-50 dan Il-22 diserang.

Jika baterai S-300 melakukan deteksi awal, baterai tersebut pasti melewati jalur target ke baterai Patriot yang tersembunyi di dekatnya.  Yang terakhir ini hanya mengaktifkan radarnya selama beberapa detik. Cukup  untuk mendapatkan data penargetan mereka sendiri, namun terlalu pendek bagi Rusia untuk  dengan andal mendeteksi emisinya, dan menilai emisi tersebut sebagai ancaman. Dan kemudian Ukraina mulai menembakkan rudal mereka.

Semenit kemudian  rudal  meledak menghancurkan A-50 dan merusak Il-22. Setelah aksi penembakan mereka berakhir,  awak S-300 dan Patriot 3 Ukraina segera berhenti mengeluarkan emisi. Dan mulai mengemas sistem mereka untuk memindahkan mereka guna menghindari kemungkinan pembalasan Rusia.

Dengan menjatuhkan satu A-50, angkatan udara Rusia mungkin hanya memiliki dua jet yang tersisa. Enam A-50 lainnya dilaporkan membutuhkan peningkatan dan perbaikan. Ada dua pilihan tidak  nyaman bagi Rusia dengan kondisi ini.  

Pertama mengambil risiko dengan menerbangkan dua pesawat A-50 terakhir dalam misi sama. Kedua, angkatan  udara harus mau berdamai dengan ketidakmampuan barunya untuk menyediakan jangkauan radar di seluruh Krimea. Tetapi pilihan kedua akan meningkatkan risiko  serangan rudal Ukraina terhadap pasukan Rusia di semenanjung tersebut.

Tetapi angkatan udara Ukraina tidak memiliki pasokan rudal PAC-2 yang tidak terbatas. Kecuali dan  Kongres Amerika menyetujui bantuan segar senilai US$61 miliar ke Ukraina yang diusulkan  Presiden AS Joe Biden.  Ukraina mungkin perlu mulai menjatah rudal mereka. Dan lebih sedikit peluang dalam perangkap rudal yang ambisius.