Tidak Hanya Kanada, TikTok Kini Juga Dilarang oleh Belgia
Dunia

Terancam Diblokir Amerika, Keuntungan Induk Usaha TikTok Naik jadi Rp373 Triliun

  • Perusahaan induk TikTok, ByteDance melaporkan kenaikan keuntungan hingga 80 persen dari TikTok.

Dunia

Rizky C. Septania

SHANGHAI - Perusahaan induk TikTok, ByteDance melaporkan kenaikan keuntungan hingga 80% dari TikTok. Tahun lalu, keuntungan ByteDance tercatat kisaran US$14 miliar atau Rp209 triliun (asumsi kurs Rp14.900 per dolar AS).

Namun tahun ini, ByteDance berhasil mencapai keuntungan hingga US$25 miliar atau setara Rp25 miliar atau kisaran Rp373 triliun.

Mengutip Financial Times Senin, 10 April 2023, pendapatan secara keseluruhan dari perusahaan melonjak sekitar 30% menjadi US$85 miliar atau Rp1,2 kuadriliun. Peningkatan ini terjadi lantaran para pengiklan meningkatkan pengeluaran mereka TikTok dan aplikasi padanannya di China, Douyin.

Menariknya, jumlah pendapatan secara keseluruhan didapat dari dalam negeri. Hanya sekitar US$15 miliar atau Rp224 triliun yang dihasilkan di luar China. Meski demikian, jumlah tersebut sudah melampaui dua kali lipat angka untuk tahun sebelumnya.

Meskipun laba melonjak, kekayaan pendiri ByteDance, Zhang Yiming turun US$13 miliar (Rp194 triliun).

Hal ini terjadi setelah CEO TikTok Shou Zi Chew bersaksi di depan Kongres bulan lalu dan mengungkapkan bahwa para pendiri memiliki saham yang lebih kecil dari perkiraan sebelumnya.

Chew yang hadir pada kongres kala itu mengatakan bahwa Yiming dan Liang Rubo, kepala eksekutif ByteDance, memiliki sekitar 20% saham perusahaan.

Yiming sendiri diketahui menjalankan ByteDance sejak didirikan pada 2012 hingga 2021 sebelum akhirnya Rubo menggantikannya sebagai CEO.

Chew bersaksi dalam upaya meredakan kekhawatiran bahwa ByteDance membagikan data tentang pengguna AS dengan pemerintah China.

Sebagai catatan, anak usaha ByteDance, TikTok dikabarkan akan dilarang oleh AS yang kini berada di bawah pemerintahan Biden. Larangan tersebut akan diberlakukan jika ByteDance tidak menjual aplikasi tersebut dengan alasan keamanan.

Hal serupa terjadi pada lebih dari 12 negara lain telah melarang sebagian atau seluruhnya TikTok karena masalah keamanan.