Terapkan ESG, Barito Pacific Fokus ke Upaya Dekarbonisasi
- Perusahaan milik taipan Proajogo pangestu, PT Barito Pacific TBK menerapkan sejumlah strategi untuk mencapai keberlanjutan.
Industri
JAKARTA - Perusahaan milik taipan Prajogo pangestu, PT Barito Pacific TBK menerapkan sejumlah strategi untuk mencapai keberlanjutan. Strategi tersebut terkait dengan penerapan prinsip environmental, social, dan governance (ESG) dalam seluruh kegiatan usahanya.
Mengulik laporan keberlanjutan, Barito Pacific menyebut bahwa keberlanjutan merupakan salah satu strategi sekaligus visi jangka panjang dari perseroan.
Dalam menerapkan konsep ESG, Barito Pacific menargetkan untuk melakukan dekarbonisasi dalam masa mendatang. Sejumlah upaya seperti Conference of Parties (COP) 26 pernah diikuti oleh Barito Grup pada 2021. Sayangnya, hasil konsensus tersebut dirasa kurang memuaskan.
Menurut catatan, hal tersebut lantaran adanya tantangan signifikan yang berkaitan dengan fenomena yang terjadi di negara berkembang. Meski begitu, Barito Pacific berkeyakinan bahwa masa depan nantinya bisa lebih hijau.
Guna terus merealisasikan target dekarbonisasi, Barito Pacific terus melakukan pengukuran sembari mengurangi emisi. Selain itu, upaya lain seperti perlakuan dalam perubahan perilaku untuk individu maupun perusahaan terus dilakukan.
Barito Pacific menyadari bahwa anak perusahaannya yang bergerak di bidang petrokimia, Chandra Asri tak akan pernag mencapai target karbon netral. Karenanya, perusahaan terus melakukan praktik ramah lingkungan untuk operasional Chandra Asri.
Atas upaya yang dilakukan, Chandra Asri mendapat sejumlah penghargaan antara lain “Green Industry Main Award in CSR 2021” dari IDX Channel. Penghargaan tersebut diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi Perseroan terhadap isu sosial dan lingkungan, terutama mengenai limbah, kesehatan, dan pelestarian alam.
Tak hanya itu, Chandra Asri juga mendapatkan anugrah berupa peringkat Proper (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
dalam Pengelolaan Lingkungan) Hijau untuk dua pabriknya di Pulo Ampel dan Ciwandan.
Anak perusahaan Barito Pacific lainnya, Star Geothermal Energy, melakukan upaya keberlajutan dengan melakukan obligasi hijau pada tiga aset miliknya.
Perlu diketahui, Star Energy Geothermal saat ini tercatat sebagai produsen tenaga panas bumi terbesar ketiga di dunia berdasarkan kapasitas. Karenanya, Barito Pacific berupaya untuk terus menjajaki cara memonetisasi kredit karbon untuk berinvestasi lebih besar ke dalam bisnisnya.
Ke depannya Barito Pacific melalui Star Energy Geothermal menyambut baik rencana pajak karbon untuk Indonesia seperti yang telah diperkenalkan oleh beberapa ekonomi regional. Sebab menurut perseroan, upaya ini akan turut membuat aset ramah lingkungan lebih menarik secara finansial dan menanamkan lebih banyak modal ke dalamnya.
Untuk menjalankan fungsi tanggung jawab sosial, Barito Pacific melakukan banyak kegiatan melalui yayasan yang didirikan perseroan, yakni Yayasan Bakti Barito.
Lewat badan amal ini, Barito Pacific g mendanai berbagai program sosial dan lingkungan di wilayah operasi. Tak hanya itu, Yayasan Bakti Barito bahkan menerbitkan laporan tahunannya sendiri.
Atas kinerja sosial yang dilakukan, peringkat baik MSCI dan Sustainalytics (dari Risiko Tinggi ke Risiko Menengah) pada tahun ini berhasil meningkat dari dari BB ke BBB.
Ke depannya, Barito Pacific akan terus p fokus pada upaya menuju keberlanjutan yang lebih besar dengan terus memasukkan aspek-aspek LST ke dalam strategi jangka panjang dan operasional sehari-hari.