Industri

Terapkan ESG, IPP Anak Usaha Barito Pacific (BRPT) Ini Genjot Produksi Energi Bersih

  • JAKARTA- Anak perusahaan PT Barito Pacific Tbk, Star Energy Geothermal (SEG) menerapkan prinsip environmental, social, dan governance (ESG) dalam seluruh kegiat
Industri
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

JAKARTA- Anak perusahaan PT Barito Pacific Tbk, Star Energy Geothermal (SEG) menerapkan prinsip environmental, social, dan governance (ESG) dengan menggenjot penyediaan pembangkit listrik dari energi panas bumi.

Sepeti diketahui, SEG memiliki sejumlah peran penting untuk memenuhi kebutuhan pasokan energi pada jaringan listrik di Indonesia, Karenanya, memastikan terjaganya pasokan listrik dan uap pada PLN menjadi salah satu upaya keberlanjutan yang dilakukan Star Energi Geothermal. Pemenuhan ini sekaligus menjadi bentuk dukungan dari SEG terhadap percepatan ekonomi nasional.

Sebagai perusahaan yang menyediakan pembangkit listrik dari energi terbarukan panas bumi, SEG secara langsung mendukung tujuan pembanguan berkelanjutan ke-7, yakni energi bersih dan terjangkau. Hal ini sejalan dengan program pemerintah yang menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada 2030 melalui peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan di sektor ketahanan energi.

Pada SEG, aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola telah menjadi bagian yang terintegrasi satu sama lain. Terutama pada seluruh aktivitas pemanfaatan sumber daya alam panas bumi.

Secara keseluruhan, sejumlah inovasi terus didorong agar kinerja reservoir dan pembangkitan dapat beroperasi dengan efisien dan optimal sehingga pasokan listrik dan uap dapat terjaga, sekaligus mampu menjaga kelestarian lingkungan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.

Kebijakan dan strategi tersebut dijalankan dalam rangka memenuhi tanggung jawab perseroan kepada pemegang saham, pelanggan, konsumen, serta masyarakat pada umumnya.

Sedangkan dari segi ekonomi, SEG menjamin untuk dapat memberikan pasokan listrik yang andal sesuai dengan kontrak kerja sama dan memastikan keberlangsungan pemanfaatan energi panas bumi dalam jangka panjang.

Ini diwujudkan dengan kapasitas terpasang sebesar 377 MW yang terdiri dari 6 unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Rinciannya, unit 1-3 dioperasikan SEG untuk memasok uap untuk pembangkit Unit 1-3 PT Indonesia Power dan unit 4-6 dioperasikan sendiri memasok listrik yang dijual ke PLN.

SEG juga menambah jumlah sumur produksi. Saat ini, SEG tercatat memiliki 69 sumur yang terdiri dari sumur produksi, sumur injeksi, dan sumur monitoring.

Pada tahun 2021, SEG memulai proyek instalasi pembangunan Pembangkit Binary di wilayah lapangan panas bumi Salak. Pembangkit Binary adalah inisiatif yang dikembangkan SEG dalam rangka menambah pasokan listrik sebesar 13-15 MW (gross) melalui teknologi pemanfaatan air brine dari sumur panas bumi di lapangan dengan menggunakan teknologi Organic Rankine Cycle (ORC).

Bersama dengan Schlumberger Indonesia, SEG berhasil mengembangkan inovasi untuk menentukan daerah sweet spot pengeboran panas bumi di penghujung 2021. Kedepannya, teknologi ini diharapkan memiliki dampak yang signifikan terhadap optimasi pengeboran sumur di masa depan.

Dari segi lingkungan, Pengelolaan aspek lingkungan dalam kegiatan operasional SEG dilaksanakan dengan menerapkan Integrated Geothermal Operations Management System (IGOMS) di mana didalamnya. Penerapan ini , termasuk persyaratan standar internasional ISO 14001:2015.

SEG juga rutin ikut serta dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Pengelolaan Lingkungan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan memperoleh peringkat Hijau pada periode 2021.

SEG juga berupaya untuk terus minimalkan jejak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan operasional, dengan konsumsi energi yang lebih efisien sekaligus menurunkan emisi CO2, serta meminimalisir limbah yang dihasilkan.

Dari aspek sosial, kinerja lingkungan SEG selama periode pelaporan telah menghasilkan pengakuan dari pihak eksternal dengan diperolehnya penghargaan Subroto Award peringkat Aditama dengan nilai tertinggi untuk kategori Kinerja Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Panas Bumi. Penghargaan ini diperoleh dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Kemudian, program pengembangan masyarakat pada pilar pendidikan kami fokuskan pada peningkatan literasi masyarakat pedesaan dengan mengembangkan perpustakaan semidigital yang sekaligus berfungsi sebagai pusat teknologi informasi bagi masyarakat yang belum mempunyai akses internet.

Ada juga program pengembangan masyarakat pada pilar perlindungan lingkungan tidak kalah penting, yang bertujuan untuk memperbaiki, melindungi, dan menyediakan lingkungan yang lebih baik bagi masyarakat.