Terbelit Sengketa Pajak Rp3,06 Triliun, Begini Kinerja PGN di 2020
Di tengah sengketa ini, perseroan sejatinya masih memiliki kinerja yang cukup baik. Berdasarkan buku laporan keuangan kuartal III-2020, perseroan masih mampu mencatatkan laba bersih senilai US$53,26 juta atau Rp794,5 miliar (kurs Rp14.918 per dolar Amerika Serikat).
Industri
JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) kini tengah menghadapi sengketa pajak dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan. Nilai sengketa itu mencapai Rp3,06 triliun.
Di tengah sengketa ini, perseroan sejatinya masih memiliki kinerja yang cukup baik. Berdasarkan buku laporan keuangan kuartal III-2020, perseroan masih mampu mencatatkan laba bersih senilai US$53,26 juta atau Rp794,5 miliar (kurs Rp14.918 per dolar Amerika Serikat).
“Di tengah tekanan kondisi kinerja keuangan dikarenakan faktor eksternal dan pandemi, per 31 Desember kinerja operasional PGN masih terjaga baik,” terang Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama, Senin, 4 Januari 2021.
Kendati begitu, harus tetap diakui bahwa ternyata nilai laba ini telah merosot 58,75% daripada laba periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,92 triliun. Sementara secara konsolidasi, perseroan mampu mencatatkan laba operasi senilai US$315,49 jtua dan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) US$601,91 juta.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Penurunan laba terjadi lantaran koreksi pada pendapatan neto perseroan sebesar 23,49% dari US$2,81 miliar menjadi hanya US$2,15 miliar. Segmen distribusi gas masih menjadi penyumbang terbesar pendapatan dengan porsi 81,17% atau US$1,75 miliar. Namun nilai itu juga terjungkal 19,99% berbanding dengan pendapatan distribusi gas kuartal III-2019 yang sebesar US$2,18 miliar.
Penurunan terbesar terjadi pendapatan sewa pembiayaan yang lenyap menjadi Rp0 dari sebelumnya US$16,39 juta. Kemudian segmen penjualan minyak dan gas yang anjlok 50,79% dari US$292,08 juta menjadi hanya US$143,74 juta.
Likuiditas
Seiring dengan penurunan pendapatan ini, beban neto perseroan pun juga turut menipis 23,99% dari US$1,92 miliar menjadi US$1,46 miliar. Tentu saja, beban distribusi gas menjadi yang paling banyak terkuras dari US$1,57 miliar menjadi hanya US$1,16 miliar.
Sementara itu, likuiditas PGAS pada periode ini masih terjaga dan bahkan bertambah nilai kas dan setara kas US$1,19 miliar. Sebelumnya, saldo kas dan setara kas PGAS pada kuartal III-2019 hanya US$1,04 miliar.
Secara keseluruhan total aset perseroan juga turut bertambah menjadi US$7,5 miliar dari sebelumnya US$7,37 miliar. Jumlah itu terdiri dari aset lancara US$2,06 miliar dan aset tidak lancar US$5,43 miliar.
Dari neraca keseimbangan, PGAS mencatatkan total liabilitas US$4,26 miliar. Sedangkan ekuitasnya pada periode yang sama hanya US$3,24 miliar.
Di sisi lain, selama periode Januari-September 2020, perseroan berhasil menyalurkan gas bumi dengan volume 812 BBTUD. Selain itu, perseroan juga turut menjalankan penyaluran transmisi 1.176 MMSCFD dan lifting minyak dan gas 5.260 MBOE.
Selanjutnya, PGN juga turut mencatatkan total volume transportasi minyak sebesar 2.780 MBOE. Lalu, pemrosesan LPG sebesar 34.206 ton dan regasifikasi 93 BBTUD.