Terbesar di ASEAN, Tapi Investasi Digital Indonesia Masih Terpusat di Jawa
- Di tingkat regional Asia Tenggara (ASEAN), Indonesia menyabet peringkat pertama negara dengan investasi digital tertinggi dengan markert value mencapai US$44 miliar.
Fintech
JAKARTA – Kucuran investasi global, khususnya di bidang digital ke Indonesia memang tak bisa dipandang sebelah mata. Di tingkat regional Asia Tenggara (ASEAN), Indonesia menyabet peringkat pertama negara dengan investasi digital tertinggi dengan markert value mencapai US$44 miliar.
Di sisi lain, ekonomi digital per kapita Indonesia hanya menduduki peringkat keempat di ASEAN. Artinya, secara inklusif ekonomi digital baik per kapita maupun per daerah tidak merata. Padahal, pertumbuhan perusahaan rintisan (start up) nasional nomor 5 terbesar di dunia, dengan anggota 1 decacorn dan 10 unicorn.
Ketua Tim Pelaksana Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah, Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir mengakui, pemerataan sebaran investasi digital masih terkendala sejumlah hal. Sehingga saat ini masih terpusat di Pulau Jawa, khususnya Jabodetabek.
- Harga IPO Wira Global Solusi Rp140 per Saham, Listing Bareng Cimory, Tays dan Widodo Makmur Perkasa
- RMK Energy Patok Harga IPO Rp206 per Saham, Listing 7 Desember
- Kredit Modal Kerja dan Konsumsi Meningkat di Bulan Oktober, Ini Pendorongnya
“Kendala pertama, infrastruktur. Indeks pembangunan infrastruktur membaik jadi 5,59 pada 2020. Tetapi DKI Jakarta masih tertinggi (7,27) dan terendah di Papua (3,29),” kata Iskandar dalam KataData Regional Summit 2021, Senin 29 November 2021.
Kedua, penetrasi internet memiliki skor 73,7, artinya 196,7 juta pengguna internet masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Itulah, lanjut Iskandar mengapa Jabodetabek masih unggul dalam hal investasi digital.
Ketiga, terkait sumber daya manusia (SDM) digital yang mayoritas tinggal di Jabodetabek. Maka dari itu, sambungnya, perlu tim percepatan dan perluasan untuk mengatasi sejumlah hal di atas.
“Maka itu pemerintah membangun Palapa Ring dari barat, tengah, timur. Lalu, BTS-nya harus business to business dari perusahaan telekomunikasi, jadi PR-nya pemeirntah membangun BTS ke pelosok-pelosok agar semua terhubung.”