<p>Situs belanja online alias e-commerce unicorn Bukalapak / Bukalapak.com</p>
Fintech

Terbongkar! Bukalapak IPO Agustus 2021, Bidik Dana Rp11,4 Triliun

  • Bukalapak dikabarkan bakal melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada periode Agustus 2021. Rencananya, perusahaan raksasa e-commerce lokal ini membidik dana segar mencapai US$800 juta atau sekitar Rp11,4 trililun (asumsi kurs Rp14.250 per dolar AS).

Fintech
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Bukalapak dikabarkan bakal melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada periode Agustus 2021. Rencananya, perusahaan raksasa e-commerce lokal ini membidik dana segar mencapai US$800 juta atau sekitar Rp11,4 trililun (asumsi kurs Rp14.250 per dolar Amerika Serikat).

“Dua sumber yang mengetahui hal ini mengatakan Bukalapak ingin mengumpulkan US$800 juta melalui IPO pada bulan Agustus 2021,” dikutip dari laporan Reuters, Kamis, 17 Juni 2021.

Bahkan, prospektus pencatatan rahasia disebut-sebut telah disampaikan Bukalapak ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

Aksi korporasi ini digadang-gadang sebagai IPO start up terbesar yang pernah terjadi di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Namun, tonggak sejarah itu kemungkinan akan berakhir ketika GoTo melantai di Bursa.

Bukalapak diduga akan memanfaatkan minat investor yang telah meningkat tajam pada sektor teknologi yang tengah berkembang di Asia Tenggara untuk melirik sahamnya. Perusahaan bakal melepas 10% hingga 15% sahamnya ke publik dengan valuasi sebesar US$4 miliar – US$5 miliar.

“Hasil dari penawaran dapat berkisar antara US$500 juta – US$800 juta, tergantung pada permintaan investor dan kondisi pasar, menurut sumber yang tidak berwenang untuk berbicara tentang masalah tersebut dan menolak untuk disebutkan namanya,” tulis Reuters.  

Rencana listing Bukalapak ini dinilai sebagai kemenangan bagi bursa Indonesia yang dianggap berhasil meyakinkan perusahaan-perusahaan start up untuk go public di dalam negeri, alih-alih menuju Negeri Paman Sam.

Bahkan, BEI diketahui tengah menggodok sejumlah kebijakan agar memungkinkan perusahaan-perusahaan start up dapat tercatat di papan utama dengan mengevaluasi aturan yang memberikan syarat adanya laba bersih bagi calon emiten yang ingin melantai di Bursa.

Unicorn yang memiliki valuasi US$2,5 miliar pada tahun 2019 dan memiliki lebih dari dari 100 juta pengguna tersebut menolak berkomentar terkait adanya pemberitaan tersebut.

Adapun sejumlah investor kakap global dibalik Bukalapak di antaranya Microsoft, GIC Pte Ltd (Singapore), Standard Chartered, serta Naver Corp Korea Selatan.

Selain itu, emiten media milik konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) turut tercatat sebagai jajaran investor Bukalapak. (LRD)