Karyawan melintas dengan latar  layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa, 27 Juli 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

Terburuk Sepanjang Sejarah! Robert Kiyosaki Ramal Pasar Keuangan Ambruk pada Oktober 2021

  • Robert Kiyosaki memprediksi pasar keuangan ambruk dipicu gagal bayar utang perusahaan properti terbesar kedua di China, Evergrande.
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Penulis buku keuangan dan investasi, Robert Kiyosaki meramalkan terjadinya keruntuhan terbesar sepanjang sejarah dunia pada pasar keuangan di Oktober 2021. Hal ini dipicu oleh gagal bayar utang perusahaan properti terbesar kedua di China, Evergrande.

Dikutip dari Yahoo Finance, Selasa, 5 Oktober 2021, pria yang terkenal melalui buku Rich Dad Poor Dad itu menyampaikan bahwa kegagalan bayar utang Evergrande akan berakibat pada pasar modal dunia.

“Grup Evergrande China tak mampu membayar utangnya. Akankah real estate akan menyebar ke Amerika Serikat? Ya," ujar Kiyosaki seperti dalam laporan tersebut.

Melansir The Indian Wire, ia juga sempat menyebut bahwa kehancuran pasar saham mungkin akan diikuti kejatuhan emas, perak, hingga Bitcoin. Dalam kondisi itu, menurutnya memegang uang tunai adalah cara terbaik untuk bertahan.

"Pakar percaya bahwa menggunakan uang tunai akan menjadi pilihan terbaik setelah jatuhnya Bitcoin dan emas," ucap Kiyosaki dalam cuitan di Twitter pribadinya.

Nyatanya, alarm terkait potensi kehancuran pasar saham dalam skala besar bukan kali pertama ini dia sampaikan. Pada akhir Juli 2021, Kiyosaki turut memperingatkan agar masyarakat menyiapkan diri menghadapi terjadinya krisis.

Namun, ia tetap memberikan gambaran optimistis bahwa terdapat potensi meraih keuntungan di tengah krisis yang akan terjadi. Ia bahkan merekomendasikan untuk beralih investasi ke emas, perak, serta Bitcoin (aset kripto).

Terdapat alasan mengapa Kiyosaki mempromosikan Bitcoin, yakni untuk melindungi kekayaannya saat terjadinya deflasi terhadap dolar AS. Seperti dalam unggahan media baru-baru ini, ia menyampaikan bahwa Bitcoin yang dimilikinya akan dijadikan asuransi jika dolar AS runtuh.

 “Tidak seperti kebanyakan orang, saya tidak menggunakan Bitcoin untuk menghasilkan jutaan. Saya menggunakan Bitcoin untuk melindungi “jutaan” saya sebagai asuransi dari runtuhnya dolar. Saya melihat Bitcoin sebagai emas digital,” papar dia.

Tak berhenti sampai di situ, ia juga meyakini pasar modal saat ini telah digelembungkan secara artifisial oleh Departemen Keuangan dan Bank Sentral AS (The Fed) dengan keputusan yang jauh dari realitas ekonomi saat ini di Negeri Paman Sam.

“Jadi mereka memompa semua uang ini, harga naik. Jadi ini adalah inflasi sementara, tetapi kami ditumpuk dengan utang besar ini dan yang dilakukan hanyalah meningkatkan pasar saham dan pasar real estate,” imbuhnya.

Menurutnya, hal ini merupakan hal yang menyedihkan untuk perekonomian dunia. Di mana, orang yang kaya akan semakin kaya. Sementara itu, kalangan menengah ke bawah akan semakin miskin.