Presiden Joko Widodo berbincang dengan masyarakat Provinsi Bali.
Nasional

Terdampak COVID-19, Jokowi akan Sulap Bali Jadi Pusat 'Green Tourism'

  • Presiden Joko Widodo berencana akan menyulap pariwisata Provinsi Bali dari mass tourism (pariwisata massal) menjadi green tourism (pariwisata hijau).
Nasional
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo terus mendorong investasi hijau di Tanah Air. Salah satunya berencana akan menyulap pariwisata Provinsi Bali dari model mass tourism (pariwisata massal) menjadi green tourism (pariwisata hijau).

Menurut Jokowi, pariwisata hijau adalah model pariwisata yang berbasis sosial, budaya, dan lingkungan sehingga sejalan dengan nilai-nilai dan filosofi kearifan lokal Bali yang dapat membangun harmoni dan memuliakan alam.

"Semangat untuk memuliakan alam, manusia dan budaya harus terus kita teruskan untuk menyongsong masa depan dan kita memiliki komitmen yang kuat untuk menerapkan green economy (ekonomi hijau)," katanya saat memberikan sambutan pada Peluncuran Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali di Kota Denpasar, Bali, dikutip Jumat, 3 Desember 2021.

Dia mengatakan bahwa kondisi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali sangat terganggu oleh pandemi COVID-19. Selama tahun ini, terjadi penurunan yang luar biasa karena melemahnya sektor pariwisata akibat pembatasan perjalanan internasional.

Oleh karena itu, Jokowi mengajak jajarannya untuk melakukan refleksi besar-besaran, sekaligus mentransformasi secara fundamental model ekonomi pariwisata di Bali.

“Ekonomi Bali mengalami kontraksi yang paling dalam dibandingkan provinsi-provinsi yang lain, karena memang sektor pariwisata yang diandalkan Bali ini adalah sektor yang paling awal terimbas, dan sektor yang memang paling belakang untuk pulih," terangnya.

Dua Strategi Pemulihan

Jokowi mengatakan bahwa di tengah tekanan ekonomi akibat melemahnya sektor pariwisata maka Provinsi Bali perlu melakukan dua hal.

Pertama, perlunya peningkatan diversifikasi ekonomi agar Bali tidak lagi bergantung semata-mata pada sektor pariwisata.

Kedua, paradigma dan tata kelola pariwisata harus memprioritaskan kesehatan dan keamanan. Jokowi menuturkan bahwa perjalanan pariwisata di masa pandemi akan berubah total karena masyarakat akan mengutamakan kedua aspek tersebut.

“Wisatawan pasti akan menghindari kerumunan dan kontak erat yang terlalu sering. Karena apapun para wisatawan harus bisa diyakinkan bahwa kesenangan dalam berwisata itu mereka tetap terjamin, kesehatannya terjamin dan tidak tertular oleh virus," katanya.

Jokowi berharap pandemi COVID-19 harus menjadi momentum untuk melakukan transformasi fundamental agar ketangguhan ekonomi Indonesia dapat terbentuk.

Oleh karena itu, momentum ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan diri dan melakukan transformasi ekonomi secara besar-besaran, tidak hanya di Bali.

"Semua harus memiliki keinginan itu, sehingga ketangguhan ekonomi kita itu ada, karena pandemi ini juga memberikan peluang kita untuk melompat naik," ungkapnya.