<p>Ilustrasi rokok Gudang Garam. / Gudanggaramtbk.com</p>
Korporasi

Terdampak Kenaikan Cukai, Laba Bersih Gudang Garam (GGRM) Melorot hingga 50,4 Persen

  • Menurut laporan keuangan perseroan untuk tahun buku 2022, GGRM mencatat laba bersih sebesar Rp2,77 triliun, menurun dari Rp5,6 triliun pada 2021.

Korporasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Laba bersih PT Gudang Garam Tbk (GGRM) melorot hingga 50,4% secara year-on-year (yoy) yang mana salah satu pemicunya adalah kenaikan beban cukai.

Menurut laporan keuangan perseroan untuk tahun buku 2022, GGRM mencatat laba bersih sebesar Rp2,77 triliun, menurun dari Rp5,6 triliun pada 2021.

Penurunan laba bersih terjadi seiring dengan pendapatan yang turun 0,15% yoy dari Rp124,88 triliun menjadi Rp124,68 triliun.

Sementara itu, beban pokok penjualan mengalami kenaikan 2,69% dari Rp110,6 triliun pada 2021 menjadi Rp113,58 triliun pada 2022.

Sigaret kretek mesin di dalam negeri menjadi kontributor terbesar untuk pendapatan GGRM, namun angkanya menurun 0,11% dari Rp113,14 triliun menjadi Rp113,02 trliliun.

Kemudian, penjualan sigaret kretek tangan bertumbuh 2,56% menjadi Rp8,76 triliun dari Rp8,54 triliun.

Pendorong kenaikan beban pokok penjualan yang pada gilirannya berpengaruh kepada penurunan laba bersih adalah meningkatnya cukai, pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak rokok.

Angka untuk beban-beban tersebut mengalami kenaikan 7,12% yoy dari Rp91,09 triliun pada 2021 menjadi Rp97,59 triliun pada 2022.

Tidak hanya itu beban usaha GGRM pun mengalami kenaikan 2,3% dari Rp7,14 triliun menjadi Rp7,32 triliun.

Aset perseroan pun menyusut 1,55% dari Rp89,96 triliun menjadi Rp88,56 triliun sementara liabilitas naik 0,09% dari Rp30,67 triliun menjadi Rp30,7 triliun.