Terdampak Suku Bunga dan PMI China, Rupiah Ditutup Lesu ke Rp15.115 per Dolar AS
- Nilai kurs rupiah ditutup melemah 35 poin di posisi Rp15.115 per-dolar AS pada Selasa, 1 Agustus 2023.
Finansial
JAKARTA - Nilai kurs rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Selasa, 1 Agustus 2023, karena didorong oleh kekhawatiran akan tingkat suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) dan data purchasing manager index (PMI) China versi Caixin yang mengindikasikan kontraksi.
Menurut data perdagangan Bloomberg, Selasa, 1 Agustus 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 35 poin di posisi Rp15.115 per-dolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, Senin, 31 Juli 2023, nilai kurs rupiah ditutup menguat 25 poin di level Rp15.080 per-dolar AS.
- Kabar Baik! Pemerintah Guyur Rp1 Triliun untuk Pemda yang Sukses Kendalikan Inflasi
- Kecanduan Judi Online, Mantri BRI di Medan Korupsi Rp833 Juta
- Ini Dia Orang Dibalik Garis Wallace
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra menilai bahwa melemahnya rupiah hari ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran pelaku pasar akan kenaikan suku bunga acuan The Fed ke depannya.
"Tingkat suku bunga acuan AS yang semakin mendekati suku bunga Bank Indonesia (BI), bisa mempengaruhi pemilihan investasi para pelaku pasar," ujar Ariston kepada TrenAsia, Selasa, 1 Agustus 2023.
Menurut data CME FedWatchTool, probabilitas The Fed untuk menahan suku bunga masih jauh lebih besar dibanding probabilitas untuk kenaikan, yakni mencapai 81,5%.
Namun demikian, Gubernur The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa The Fed masih membuka peluang kenaikan berdasarkan data-data ekonomi terbaru.
Selain kekhawatiran suku bunga, pelemahan rupiah pada perdagangan hari ini pun dipengaruhi oleh perkembangan aktivitas manufaktur China versi Caixin.
Caixin melaporkan, PMI China pada Juli 2023 berada di level 49,2, menurun dari 50,5 yang tercatat pada Juni 2023. Angka PMI di atas 50 mengindikasikan adanya ekspansi, sedangkan angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.
Dengan berbaliknya aktivitas manufaktur China dari area ekspansi ke kontraksi, maka nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pun ikut tertekan.
- Apakah Uang Bawa Kebahagiaan? Berikut Penjelasannya
- Digantung 3 Tahun, Luhut Minta Kepastian Investasi Tesla
- Terdongkrak Sentimen Kinerja Kredit Mikro, Saham BBRI Tembus All Time High!
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi pun mengungkapkan hal senada mengenai fokus pelaku pasar yang masih mengarah kepada kebijakan moneter The Fed.
"Gubernur The Fed Jerome Powell menunjukkan pentingnya data ekonomi yang akan datang dalam proses pengambilan keputusan, dan dengan demikian fokus mengarah kepada laporan pekerjaan bulan Juni yang diharapkan untuk mengkonfirmasi pasar tenaga kerja yang sehat," ujar Ibrahim kepada wartawan, Selasa, 1 Agustus 2023.
Sementara itu, Ibrahim mengatakan pula bahwa data menunjukkan harga rumah Inggris mengalami kemerosotan, yang mana harga rata-rata rumah turun 3,8%.
Data tersebut mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga telah berdampak kepada ekonomi Inggris dan dapat menekan Bank of England untuk melonggarkan siklus pengetatannya.
Menurut Ibrahim, untuk perdagangan besok, Rabu, 2 Agustus 2023, nilai kurs rupiah berpotensi melemah di rentang Rp15.130-Rp15.200 per-dolar AS.