Ilustrasi krisis batu bara sebagai bahan utama pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
Nasional

Terganjal Kesiapan PLN, PLTU Sumsel 8 Bakal Molor Lagi

  • Proyek direncanakan bisa beroperasi secara komersial di akhir Kuartal I 2022.

Nasional

Debrinata Rizky

JAKARTA - Direktur Utama Holding Pertambangan BUMN MIND ID, Hendi Prio Santoso mengungkapkan alasan belum rampungnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8 milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) hingga kini.

Hendi menjelaskan, penyelesaian proyek PLTU Sumsel 8 sudah mencapai 98%. Saat ini, pihak PTBA hanya menunggu kesiapan dari PT PLN (Persero) untuk melakukan penyerapan dari hasil produksi yang diperlukan.

Hendi mengungkapkan, pembangunan PLTU Sumsel 8 yang berkapasitas 2x620 MW dan termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini diprediksi masih akan molor hingga 6 bulan ke depan.

"Namun kami terinfo bahwa PLN masih terkendala karena jaringan tegangan tinggi yang sedang dibangun masih belum bisa selesai sesuai rencana waktunya," jelasnya saat rapat dengan Komisi VII DPR, Senin 6 Februari 2023.

Adapun PLTU ini merupakan bagian dari proyek 35 ribu Mega Watt (MW), yang dibangun PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP).

PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian HongKong Company Ltd. Proyek direncanakan bisa beroperasi secara komersial di akhir Kuartal I 2022.

Sebelumnya, Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menyebutkan proyek PLTU Sumsel 8 membutuhkan investasi US$1,68 miliar atau sekitar Rp24 triliun. Nantinya, proyek ini akan membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun.

PLTU ini di targetkan beroperasi pada Maret 2022 sesuai dengan progres dan kontrak yang sudah ditetapkan, Arsal mengungkapkan target ini ada kemungkinan mundur karena pembangunan transmisi 500 kilovolt (Kv) yang masih dalam proses.