<p>Maskapai penerbangan komersil Air Asia tampak terparkir di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jum&#8217;at, 3 Juni 2020. PT Angkasa Pura II (Persero) akan mengkordinasikan permintaan maskapai untuk slot penerbangan, rute penerbangan dan frekuensi penerbangan di dalam satu rute agar kembali terciptanya keseimbangan terhadap tingkat permintaan dari penumpang, saat ini PT Angkasa Pura II mengaku slot terbang di Bandara Soekarno Hatta belum optimal dimanfaatkan oleh maskapai pada masa new normal ini. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Tergerus Beban Pendapatan dan Keuangan, AirAsia (CMPP) Rugi Rp503,5 Miliar pada Kuartal I-2022

  • PT Air Asia Indonesia Tbk (CMPP) masih mencatatkan rugi sebesar Rp503,5 miliar pada Kuartal I-2022. Meskipun, angka ini menurun 32,6% dibandingkan tahun lalu pada periode sama yang rugi sebesar Rp747,6 miliar.

Korporasi

Muhammad Heriyanto

JAKARTA - PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) masih mencatatkan rugi sebesar Rp503,5 miliar pada Kuartal I-2022. Meskipun, angka ini menurun 32,6% secara year on year (yoy) dibandingkan tahun lalu pada periode sama sebesar rugi Rp747,6 miliar.

Rugi per saham masih tercatat Rp47,1, meskipun mengalami penurunan dari tahun lalu yang rugi sebesar Rp69,9 per saham.

Melansir laporan keuangan perseroan yang belum diaudit, emiten layanan penerbangan berlogo merah ini mencatatkan penjualan sebesar Rp276,7 miliar per 31 Maret 2022  atau naik 23,7% (yoy) dibanding tahun lalu pada periode yang sama sebesar Rp223,7 miliar.

Kinerja penjualan perseroan ini belum mampu mendongkrak laba secara signifikan. Tingginya kerugian maskapai yang berdiri sejak 1993 ini disebabkan oleh beban pokok penjualan dan pendapatan yang sebesar Rp718,9 miliar, meskipun turun 20,9% (yoy) dari tahun sebelumnya pada periode sama yang sebesar Rp908,8 miliar.

Ditambah, beban keuangan yang sebesar Rp59,5 miliar, meskipun turun 7,9% (yoy) dari tahun lalu pada periode yang sama sebesar Rp64,6 triliun.

Sementara itu, per Maret 2022 AirAsia mencatatkan liabilitas sebesar Rp10,7 triliun dengan nilai ekuitas minus Rp5,7 triliun.

Dengan begitu, total aset perseroan per Maret 2022 sebesar Rp4,9 triliun atau turun 3,9% dari sebelumnya per Desember 2021 yang sebesar Rp5,1 triliun. Lebih rinci lagi, jumlah aset lancar sebesar Rp204 miliar dan total aset tidak lancar sebesar Rp4,7 triliun.