Terisolasi 50.000 Tahun, Orang Papua Nugini Membawa Gen 'Sakti' Denisovan
- Mereka menemukan bahwa mutasi yang mungkin diwarisi penduduk dataran rendah dari Denisovan meningkatkan jumlah sel kekebalan dalam darah mereka
Sains
JAKARTA- Penduduk Papua Nugini telah terisolasi secara genetik selama ribuan tahun. Hal ini membawa gen unik yang membantu mereka melawan infeksi. Beberapa di antaranya berasal dari sepupu manusia kita yang telah punah, Denisovan .
Penelitian ini juga menemukan bahwa penduduk dataran tinggi dan dataran rendah mengembangkan mutasi berbeda untuk membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan yang sangat berbeda.
“Orang-orang New Guinea unik karena mereka telah terisolasi sejak mereka menetap di New Guinea lebih dari 50.000 tahun yang lalu,” kata co penulis studi senior François-Xavier Ricaut. Dia seorang antropolog biologi di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Perancis (CNRS).
- Wisata Indonesia Menggeliat, Emirates Minta Tambah Rute Penerbangan
- Maksimalkan Potensi Panas Bumi, BREN Gelontorkan Capex Senilai Rp2,57 Triliun
- Prabowo dan Gibran Temui MBZ, Ini yang Dibicarakan
Tidak hanya wilayah yang didominasi pegunungan yang sangat menantang , namun penyakit menular juga bertanggung jawab atas lebih dari 40% kematian .
Oleh karena itu, penduduk setempat harus menemukan strategi biologis dan budaya untuk beradaptasi. “Ini berarti populasi Papua Nugini adalah campuran luar biasa untuk mempelajari adaptasi genetik,” kata Ricaut.
Manusia modern pertama kali tiba di Papua Nugini dari Afrika sekitar 50.000 tahun lalu. Di sana, mereka kawin dengan Denisovan yang telah tinggal di Asia selama puluhan ribu tahun. Sebagai hasil dari perkawinan silang kuno ini , orang Papua Nugini membawa hingga 5% DNA Denisovan dalam genom mereka.
Dalam studi baru yang diterbitkan pada 30 April di jurnal Nature Communications, para ilmuwan menganalisis genom 54 penduduk dataran tinggi dari Gunung Wilhelm yang hidup antara 2.300 hingga 2.700 meter di atas permukaan laut. Selain itu 74 penduduk dataran rendah dari Pulau Daru, yang tinggal di sana kurang dari 100 m di atas permukaan laut.
Jumlah Sel Kekebalan
Mereka menemukan bahwa mutasi yang mungkin diwarisi penduduk dataran rendah dari Denisovan meningkatkan jumlah sel kekebalan dalam darah mereka. Sementara itu, penduduk dataran tinggi mengalami mutasi yang meningkatkan jumlah sel darah merah mereka.
Hal ini menjadi kesaktian tersendiri karena membantu mengurangi hipoksia di ketinggian. Hal ini bukanlah sesuatu yang aneh, karena orang-orang dari beberapa lingkungan dataran tinggi lainnya telah mengembangkan mutasi yang berbeda untuk melawan hipoksia .
- Pemerintah Keluarkan Harga Patokan Ekspor Produk Pertambangan Periode Mei 2024
- Otorita IKN Apresiasi Pupuk Kaltim Guna Tekan Emisi Gas di IKN
- Likuiditas Ketat, NIM Bank KBMI 4 Tertekan oleh Perang Harga
Varian gen Denisovan juga dapat memengaruhi fungsi protein yang disebut GBP2 yang membantu tubuh melawan patogen yang hanya ditemukan di dataran rendah, seperti parasit penyebab malaria .
“Oleh karena itu, gen-gen ini mungkin telah dipilih selama evolusi untuk membantu manusia melawan infeksi di dataran rendah di mana patogen tersebar luas,” kata tim tersebut dikutip Live Science 11 April 2024.
Ricault mengatakan, ke depan, tim ingin mengungkap bagaimana mutasi ini membawa perubahan pada darah warga Papua Nugini. Untuk memahami hal ini, mereka perlu menyelidiki bagaimana mutasi tersebut berdampak pada aktivitas gen tempat mutasi tersebut ditemukan.