Perkembangan Properti di Barat Jakarta Sangat Tinggi
Properti

Terjadi Peningkatan Harga Properti Residensial, Meski Penjualan Menguat

  • JAKARTA - Hasil dari Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) telah mengungkapkan tren menarik dalam pasar properti residensial di Indonesia. Meskipun terjadi peningkatan harga pada pasar primer, sektor penjualan properti masih menghadapi tantangan.
Properti
Muhammad Imam Hatami

Muhammad Imam Hatami

Author

JAKARTA - Hasil dari Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) telah mengungkapkan tren menarik dalam pasar properti residensial di Indonesia. Meskipun terjadi peningkatan harga pada pasar primer, sektor penjualan properti masih menghadapi tantangan.

Tingginya minat masyarakat terhadap properti residensial menjadi cerminan popularitas hunian yang berfungsi sebagai tempat tinggal ini. Properti ini meliputi beragam jenis bangunan seperti rumah, apartemen, rumah susun, villa, dan asrama. Di Indonesia, permintaan terhadap properti residensial terus meningkat seiring dengan pertumbuhan kebutuhan akan tempat tinggal.

Dilansir bi.go.id, Rabu, 16 Agustus 2023, menurut laporan SHPR BI, indeks harga properti residensial (IHPR) untuk triwulan II 2023 mencatat kenaikan sebesar 1,92% (yoy), mengalahkan angka kenaikan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 1,79% (yoy). Peningkatan ini mengindikasikan kelanjutan tren positif dalam hal nilai properti residensial di pasar primer.

Dari sisi penjualan, laporan tersebut mengungkapkan kondisi yang berbeda. Penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan II 2023 mengalami kontraksi sebesar 12,30% (yoy),  lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya yang mencapai 8,26% (yoy). Meskipun harga terus meningkat, penjualan properti masih menghadapi tantangan dalam mencapai pertumbuhan yang kuat.

Survei ini juga menyoroti sumber pembiayaan utama dalam pembangunan properti residensial. Pada triwulan II 2023, sekitar 72,80% dari total kebutuhan pembiayaan proyek pembangunan perumahan berasal dari dana internal. Ini mencerminkan peran penting sumber pembiayaan nonperbankan dalam mendorong pertumbuhan sektor properti residensial.

Dari perspektif konsumen, fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) tetap menjadi jenis pembiayaan utama dalam pembelian properti residensial. Pangsa fasilitas KPR mencapai 76,02%, menunjukkan keterlibatan signifikan dari sektor perbankan dalam mendukung akses masyarakat untuk memiliki hunian.

Dengan peningkatan harga properti residensial, para pemangku kepentingan termasuk pemerintah dan sektor perbankan, diharapkan terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan sektor properti secara seimbang antara peningkatan harga dan peningkatan penjualan. Upaya untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembeli potensial dan pengembang properti perlu diperkuat guna mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dalam industri properti residensial di Indonesia.