Terkena Penipuan Address Poisoning, Trader Kripto Kehilangan Aset Senilai Rp1 Triliun
- Sejumlah besar aset digital yang bernilai lebih dari US$68 juta atau sekitar Rp1,08 triliun (asumsi kurs Rp16.025 per-dolar Amerika Serikat/AS) dalam bentuk Wrapped Bitcoin (WBTC) hilang akibat dipindahkan ke alamat wallet yang mencurigakan.
Fintech
JAKARTA - Seorang individu yang merahasiakan identitasnya telah mengalami kerugian besar dalam dunia kripto.
Sejumlah besar aset digital yang bernilai lebih dari US$68 juta atau sekitar Rp1,08 triliun (asumsi kurs Rp16.025 per-dolar AS) dalam bentuk Wrapped Bitcoin (WBTC) hilang akibat dipindahkan ke alamat wallet yang mencurigakan.
CertiK, sebuah perusahaan keamanan kripto, mengungkap bahwa telah terjadi transfer sebanyak 1.155 Wrapped Bitcoin menuju alamat yang terindikasi terlibat dalam kegiatan penipuan.
- Terapkan ESG, AAJI Tanam 2.000 Mangrove di PIK dan Pulau Tidung
- Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-Hati pada Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah
- Terimbas Gejolak Timur Tengah, Harga Minyak ICP Naik jadi US$87,61 Per Barel
Alamat tersebut diketahui sebagai 0xd9A1. Modus operandi penipu ini dimulai dengan mentransfer 0,05 Ether (ETH) ke alamat wallet korban, yang kemudian mendorong korban untuk mengirimkan sejumlah besar WBTC ke alamat tersebut.
Kejadian ini tercatat sebagai kerugian terbesar yang disebabkan oleh praktik penipuan yang dikenal sebagai address poisoning hingga saat ini.
Sebagai informasi, address poisoning merupakan teknik penipuan yang memanfaatkan panjang dan kompleksitas alamat wallet dalam ekosistem kripto.
Dalam kasus ini, penipu menciptakan alamat wallet yang sangat mirip dengan yang dimaksudkan oleh korban. Mereka sering meniru enam karakter pertama dan terakhir dari alamat yang asli sambil memodifikasi karakter-karakter lainnya.
Baca Juga: Prospek Bitcoin Kala Harga Jeblok Usai Cetak Rekor Tertinggi
Penipu kemudian mengandalkan kelalaian pengirim yang mungkin tidak memperhatikan perbedaan tersebut dan melanjutkan transaksi, yang mengakibatkan dana dikirim ke alamat yang salah.
Misalnya, alamat wallet yang seharusnya menjadi tujuan korban adalah 0xd9A1b0B1e1aE382DbDc898Ea68012FfcB2853a91, sedangkan alamat wallet palsu yang dibuat oleh penipu adalah 0xd9A1C3788D81257612E2581A6ea0aDa244853a91. Kesamaan karakter enam pertama dan terakhir sering kali menyebabkan pengguna lengah.
Kejadian ini menyoroti pentingnya untuk selalu memeriksa alamat wallet dengan seksama sebelum melakukan transaksi kripto, terutama ketika berhadapan dengan jumlah yang besar.
- Saham Wijaya Karya (WIKA) Ambruk Usai Gembok Dibuka BEI
- Kinerja Hingga Kuartal I-2024 Lesu, Laba Samudera Indonesia Turun Jadi Rp165 Miliar
- Gudang Garam (GGRM) Raup Laba Kuartal I-2024 Rp595,57 Miliar
Kehilangan aset kripto dalam skala besar seperti ini menekankan pentingnya kesadaran akan risiko dan kehati-hatian dalam setiap langkah di ranah kripto.
Pemeriksaan ekstra terhadap alamat wallet dan penggunaan tindakan keamanan yang kuat dapat membantu mencegah kerugian besar seperti yang dialami oleh pemilik wallet kripto dalam kasus ini.
Dengan terus meningkatnya kompleksitas dalam teknik penipuan di dunia kripto, kesadaran dan pendidikan terus menjadi kunci untuk meminimalkan risiko yang terkait dengan aset digital.