Korporasi

Terkendala Alotnya Kesepakatan, Proyek Smelter Grade Alumina Refinery Inalum di Menpawah Terlambat 16 Bulan

  • PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) sebagai anak usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang (Antam), mengungkapkan sebab mandeknya pembangunan proyek Smelter Grade alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar).
Korporasi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), anak usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) mengungkapkan sebab mandeknya pembangunan proyek Smelter Grade alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar).

Direktur Teknik dan Proyek PT BAI Darwin Saleh Siregar menjelaskan adanya keterlambatan progres kontrak hingga 81,19% atau setara 16 bulan. Per 9 September 2022, diperkirakan ada potensi kehilangan pendapatan hingga US$450 juta setara dengan Rp6,75 triliun (Kurs Rp15.017 per dolar AS) dari keterlambatan ini.

"Sampai dengan saat ini delay-nya 16 bulan. Kami menghitung ada potensi loss of opportunity hingga US$450 juta per 9 september 2022 atau US$28 juta per bulan selama 16 bulan ini," kata Darwin saat rapat dengan Komisi VII DPR, Selasa, 20 September 2022.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasi dan Portofolio Inalum Danny Praditya memaparkan, progres aktual dari konsorsium EPC yang terdiri dari PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) dan China Aluminum International Engineering Corporation Limited (CHALIECO) per 9 September 2022 baru 14,56%.

Adapun mandeknya proyek ini disebabkan oleh tidak adanya titik temu terkait kesepakatan Red Mud dan Slag Stockyard. Lalu adanya perselisian antara kontraktor internal di konsorsium EPC, yakni PT PP (Persero) dengan Chalieco terkait pembagian kerja.

Adapun porsi pembagian kerja terbaru disebutkan PT PP memperoleh 25%, sementara Chalieco sebesar 75%. Namun pembaruan hingga 19 September 2022 antara PT BAI dengan konsorsium EPC yang difasilitasi Kementerian BUMN, ada perubahan porsi pembagian kerja. Kesepakatan baru menunjukan PT PP 8,25%, sementara Chalieco 91,75%.

Tambahan informais, Proyek SGAR merupakan joint project antara PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI), anak usaha PT Inalum (Persero) dengan saham sebesar 60 persen dan PT ANTAM dengan saham 40 persen.