<p>Pertambangan nikel milik PT Vale Indonesia Tbk. (INCO). / Vale.com</p>
Industri

Terkerek Harga Nikel, Laba dan Pendapatan INCO Kompak Ciamik

  • JAKARTA – Emiten pertambangan mineral, PT Vale Indonesia Tbk, tengah berbunga-bunga lantaran laba bersih dan pendapatan perusahaan kompak tumbuh ciamik pada kuartal III-2019. Menukil laporan keuangan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 20 Oktober 2020, perusahaan bersandi INCO mencatat lesatan laba bersih menjadi US$76,64 juta pada kuartal III-2020 dari sebelumnya hanya US$160 ribu pada periode […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Emiten pertambangan mineral, PT Vale Indonesia Tbk, tengah berbunga-bunga lantaran laba bersih dan pendapatan perusahaan kompak tumbuh ciamik pada kuartal III-2019.

Menukil laporan keuangan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 20 Oktober 2020, perusahaan bersandi INCO mencatat lesatan laba bersih menjadi US$76,64 juta pada kuartal III-2020 dari sebelumnya hanya US$160 ribu pada periode yang sama tahun lalu.

Tidak sampai di situ, pendapatan perseoran juga naik menjadi US$571,02 juta pada kuartal ketiga tahun ini. Naik 12,74% dibandingkan kuartal III-2019 sebesar US$506,46 juta.

“Kami berhasil mengendalikan beban pokok pendapatan kami secara berkelanjutan pada kuartal ini dan di saat yang bersamaan, kami juga diuntungkan dari kenaikan harga nikel,” kata Nico Kanter, Presiden Direktur dan CEO PT Vale dalam keterangan resmi.

Benar saja, perseroan tercatat dapat menekan beban pokok pendapatan pada kuartal III-2020. Pos tersebut hanya naik tipis 0,4% dari beban pokok pendapatan yang dikeluarkan pada kuartal II-2020.

INCO mencatat pengiriman sebesar 19.954 metrik ton dengan pendapatan sebesar US$210,6 juta pada kuartal ini. Sementara harga realisasi pada kuartal III-2020 13% lebih tinggi dibandingkan harga realisasi pada kuartal sebelumnya.

Bila dibandingkan dengan kuartal II-2020, konsumsi HSFO, diesel, dan batubara naik masing-masing sebesar 15%, 3%, dan 7%. Sementara untuk harga masing-masing mengalami penurunan sebesar 7%, 28%, dan 6%.

Kenaikan konsumsi energi ini sejalan dengan produksi nikel dalam matte yang lebih tinggi pada kuartal III-2020.

Adapun, kas dan setara kas perseroan per 30 September 2020 sebesar US$361,4 juta. Naik sebesar US$72,7 juta dari saldo pada 30 Juni 2020. Penyebabnya adalah penerimaan yang lebih tinggi dari para pelanggan.

Sedangkan, INCO telah mengeluarkan sekitar US$34,8 juta untuk belanja modal pada kuartal III-2020. Sehingga pengeluaran dari tahun ke tahun menjadi US$104,5 juta.