<p>Warga berbelanja di los sayur dan buah  di Pasar Bersih Sentul City, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, 15 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Terkontraksi 0,74 Persen, Ekonomi Indonesia Terus Membaik Meski Masih Resesi

  • Indonesia masih mengalami resesi pada kuartal I-2021 usai ekonominya terkontraksi 0,74% year on year (yoy). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ekonomi Indonesia terkontraksi 0,96% jika dilihat secara kuartalan (quarter to quarter/qtq).

Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Indonesia masih mengalami resesi pada kuartal I-2021 usai ekonominya terkontraksi 0,74% year on year (yoy).

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ekonomi Indonesia terkontraksi 0,96% jika dilihat secara kuartalan (quarter to quarter/qtq).

Pendapatan Domestik Bruto (PBD) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)  Indonesia mencapai 2.683,1 triliun. Sementara itu PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada Kuartal I-2021 tercatat sebesar Rp3.969,1 triliun.

Realisasi itu masih lebih kecil dibandingkan PDB ADHK dan ADHB pada kuartal I-2020 yang masing-masing sebesar Rp2.703,1 triliun dan Rp3.9222,6 triliun.

“Perekonomian berdasarkan perhitungan PDB ADHK dan ADHB, sehingga kalau kita bandingkan pada kuartal I 2020, maka ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 ini masih mengalami kontraksi 0,74% yoy dan 0,96% qtq,” jelas Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam konferensi pers, Rabu 5 Mei 2021.

Dengan demikian, ekonomi Indonesia telah mengalami kontraksi empat kuartal berturut turut. Indonesia tercatat mengalami kontraksi ekonomi pada kuartal-II 2020 sebesar minus 5,32%.

Setelah itu, kontraksi ekonomi semakin susut nilainya menjadi minus 3,49% pada kuartal III-2020, minus 2,19% pada kuartal IV-2020 dan mendekati zona netral pada kuartal I-2021 dengan catatan minus 0,74%. 

Membaik Dibandingkan Kuartal IV-2020

Suhariyanto mengatakan perekonomian Indonesia membaik dibandingkan kuartal IV-2020. 

“Meski terkontraksi secara tahunan, Ekonomi Indonesia menunjukan perbaikan jika dibandingkan kuartal IV-2020,” kata Suhariyanto.

Perbaikan ekonomi yang dialami Indonesia ditopang oleh produksi mobil yang meningkat 23,36% qtq.

Produksi mobil sepanjang kuartal I-2021 tercatat sebanyak 255.312 unit. Meningkatnya produksi ini sejalan dengan penjualan mobil yang melesat pada kuartal I 2021.

Suhariyanto mengungkapkan penjualan mobil pada kuartal I-2021 naik 16,33% qtq menjadi 187.021 unit. Adapun penjualan sepeda motor juga tercatat melejit 64,52% menjadi 1,29 juta unit pada kuartal I-2021.

Selain itu, Suhariyanto memaparkan setidaknya ada enam sektor menurut lapangan usaha yang bisa tumbuh positif pada kuartal I-2021. Sektor dengan pertumbuhan paling pesat adalah informasi dan komunikasi sebesar 8,72%.

Lalu, pertumbuhan juga dicatatkan sektor pengadaan air (5,49%), jasa kesehatan (3,64%), pertanian (2,96%), pengadaan listrik dan gas (1,68%), dan real estat (0,94%).  

Ekonomi Indonesia, kata Suhariyanto, mengalami perbaikan yang signifikan mulai kuartal I-2021. Menurutnya, perbaikan itu ditopang oleh iklim industri yang semakin menggeliat pada kuartal I-2021 ini.

“Ini menunjukan tanda-tanda pemulihan ekonomi akan semakin nyata. Ke depan kita harapkan bahwa pemulihan ekonomi bisa terjadi di tahun ini,” ucap Suhariyanto. (RCS)