Terkontraksi 3,9 Persen pada Kuartal I-2021, Jepang Kini Berharap pada Olimpiade
Jepang mencatatkan kontraksi ekonomi 3,9% year on year (yoy) pada kuartal I-2021. Padahal, ekonomi Jepang sempat melejit hingga 12,7% yoy pada kuartal IV-2020.
Dunia
JAKARTA – Jepang mencatatkan kontraksi ekonomi 3,9% year on year (yoy) pada kuartal I-2021. Padahal, ekonomi Jepang sempat melejit hingga 12,7% yoy pada kuartal IV-2020.
Lonjakan kasus COVID-19 dinilai otoritas Jepang menjadi biang kerok kontraksi ekonomi pada tiga bulan pertama 2021. Negeri Sakura pun berharap pada penyelenggaraan Olimpiade 2021 untuk mengungkit kembali perekonomiannya.
Melansir Reuters, kontraksi ekonomi Jepang dipicu oleh penurunan signifikan belanja publik. Selain itu, belanja modal pemerintah yang tidak agresif membuat stimulasi pertumbuhan ekonomi tidak maksimal pada kuartal I-2021.
Apalagi, Pemerintah Jepang harus memperketat mobilitas masyarakat sebagai dampak lonjakan kasus COVID-19. Ekonomi Jepang pun terkontraksi 1,0% secara kuartalan (quarter to quarter/qtq).
“Secara keseluruhan, belanja modal dan konsumsi swasta tetap lemah, yang menunjukkan melemahnya permintaan domestik,” kata , Kepala ekonom Norinchukin Research Institute Takeshi Minami, Selasa, 8 Juni 2021.
Jepang pun berharap perbaikan ekonomi bisa ditempuh melalui perhelatan pesta Olahraga Dunia pada Juli 2021. Sebelum bisa menikmati berkah ekonomi dari Olimpiade, Jepang pun telah habis-habisan menggelontorkan dana untuk ajang tersebut.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Menurut laporan Statita, dampak penundaan Olimpiade di Jepang yang seharusnya digelar pada tahun lalu mencapai 32 miliar yen atau Rp4,16 triliun (asumsi kurs Rp130,30 per yen Jepang).
Negeri Matahari Terbit tercatat telah mengalokasikan anggaran US$15,4 miliar atau Rp219,49 triliun (asumsi kurs Rp14.253 per dolar Amerika Serikat). Nilai ekonomi ajang Olimpiade pun ditaksir mencapai US$16 miliar atau setara Rp229,22 triliun.
Sebanyak 15.000 alat dan puluhan ribu pejabat pemerintahan, sponsor, hingga jurnalis diproyeksikan mendatangi Tokyo pada Olimpiade 2021 Juli mendatang. Dalam mencegah dibatalkannya Olimpiade, Jepang mendorong percepatan vaksinasi COVID-19.
Menurut pantauan Worldometers pada Selasa, 8 Juni 2021, Penduduk Jepang yang telah menerima vaksin COVDI-19 mencapai 17,3 juta orang. Sebanyak 4,31 juta penduduk di antaranya telah menerima dua dosis vaksin.
Selain di dalam negeri, otoritas setempat pun meminta kepada 200 negara yang akan mengikuti Olimpiade untuk menyelesaikan vaksinasi sebelum datang ke wilayah Jepang. (RCS)