<p>Ilustrasi pertambangan batu bara. / Pixabay</p>
Industri

Ternyata, Batu Bara Bisa Dibuat untuk Anoda Baterai

  • Komoditas batu bara kini tak hanya digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) tetapi juga memiliki nilai untuk dikembangkan menjadi anoda baterai.

Industri

Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA - Komoditas batu bara kini tak hanya digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) tetapi juga memiliki nilai untuk dikembangkan menjadi anoda baterai.

Hal itu diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Tata Kelola Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif dalam webinar di Jakarta.

"Kalau kita melihat material yang akan datang yang akan menjadi energi itu dari nikel, kobal, tetapi dari batu bara ada kesempatan untuk menjadi anodanya, yaitu grafit," kata dia dilansir Antara, Rabu, 18 Agustus 2021.

Grafit merupakan mineral native element dengan komposisi karbon. Mineral itu memiliki banyak karakteristik unik. Sifat-sifat unik yang dimiliki grafit membuat mineral tersebut memiliki banyak kegunaan, salah satunya sebagai bahan baku untuk baterai kering.

Program kendaraan listrik yang dicanangkan pemerintahan di seluruh dunia, termasuk Indonesia memerlukan komponen baterai untuk menyimpan arus listrik.

Meskipun biaya per kilogram baterai termahal adalah katoda berbasis nikel, akan tetapi komponen terbesar secara keseluruhan dari baterai tersebut justru anoda yang terbuat dari mineral grafit.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Tekmira) Badan Litbang Kementerian ESDM menginisiasi penelitian anoda baterai dari bahan batu bara dengan mengkonversi menjadi grafit sintetik untuk anoda baterai.

Tingginya tren permintaan grafit alam lantas menempatkan status mineral tersebut sebagai material kritis di masa mendatang, sehingga grafit sintetik dari batu bara menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan anoda baterai.

Irwandy mengungkapkan kebutuhan grafit yang akan terus meningkat seiring pertumbuhan kendaraan listrik menjadi peluang bagi pertambangan batu bara untuk mulai memproduksi grafit.

"Kemudian ada critical raw materials termasuk coking coal, selain daripada grafit. Ini peluang-peluang untuk beralih mengembangkan tambang batu bara," kata Irwandy.

Sebagai informasi, cadangan batu bara di Indonesia saat ini mencapai 38,8 miliar ton dari total sumber daya keseluruhan yang sebesar 143,7 miliar ton. Adapun pada tahun lalu, produksi batu bara nasional tercatat sebanyak 564 juta ton, di mana 138 juta ton digunakan untuk kebutuhan dalam negeri.