<p>Hotel Indigo Seminyak, Bali. / Dok. PT Agung Podomoro Land Tbk</p>
Industri

Ternyata Bukan Libur Panjang Penyumbang Okupansi Hotel Saat Pandemi

  • Wakil Ketua PHRI Maulana Yusran mengatakan okupansi hotel sempat meningkat sementara saat momen libur panjang pada akhir Oktober 2020, tapi selepas itu tren okupansi kembali turun.

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengungkapkan penyumbang kenaikan tingkat kunjungan hotel alias okupansi selama masa pandemi COVID-19.

Wakil Ketua PHRI Maulana Yusran mengatakan okupansi hotel sempat meningkat sementara saat momen libur panjang pada akhir Oktober 2020, tapi selepas itu tren okupansi kembali turun. “Naik 30 persen, tapi daerah tertentu saja,” kata Yusran di Jakarta, Sabtu, 7 November 2020.

Yusran menuturkan kontribusi terbesar selama pandemi justru datang dari kegiatan-kegiatan pemerintah seperti rapat. Sementara, sumbangan okupansi dari libur panjang terbilang kecil jika dibandingkan laju kinerja dalam setahun.

Ia menyebutkan kontribusi momen libur panjang tersebut terhadap okupansi hotel sekitar 30% sampai 40%. Sebab, kegiatan ini diadakan di hari kerja atau weekday, dengan lima hari dalam satu minggu.

Oleh karena itu, Yusran mengatakan kegiatan pemerintah di hotel perlu lebih didorong di masa pandemi ini. Menurut dia, instrumen inilah yang paling efektif untuk mengerak okupansi di hotel di situasi saat ini.

Dia menilai kegiatan pemerintah ini juga lebih optimal mendorong okupansi dibandingkan dengan pembebasan airport tax yang saat ini diberlakukan. Pasalnya, saat ini masyarakat cenderung memilih jalur darat untuk berwisata.

Hal ini terlihat dari kegiatan pariwisata di Lampung dan Palembang di Sumatra. Menurutnya, kedua daerah ini mengalami kenaikan yang lebih tinggi untuk okupansi hotel. Pasalnya, kedua daerah tersebut sudah terhubung dengan jalan tol.

Sejalan dengan ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio pun sebenarnya sudah memberikan imbauan. Dalam imbauan itu Wishnutama meminta kementerian dan bank milik pemerintah memprioritaskan pertemuan atau rapat di hotel-hotel.

“Saya sudah mengusulkan ke kementerian lembaga dan bendahara juga agar dapat melakukan meeting, conference, dan lain sebagainya menggunakan fasilitas hotel di berbagai tempat,” kata Wishnutama. (SKO)