<p>Nasabah melakukan transaksi penarikan uang Rupiah di Jakarta, Kamis, 18 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Ternyata DPK Bank Syariah Meroket Lebih Tinggi Dibandingkan Konvensional

  • Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah di triwulan II-2021 tumbuh hingga 16,54%, atau lebih tinggi dari pertumbuhan DPK bank konvensional.

Industri

Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah di triwulan II-2021 tumbuh hingga 16,54%, atau lebih tinggi dari pertumbuhan DPK bank konvensional.

"Ini menggambarkan bahwa ada suatu perkembangan dan dinamika yang cukup nyata," kata Sri Mulyani dalam acara Penandatanganan MoU Program Strategic Sharia Banking Management (SSBM) secara daring di Jakarta, Rabu, 22 September 2021.

Dengan demikian, ia menilai hal tersebut menjadikan bank syariah mampu bertahan dan tumbuh tinggi dalam suasana krisis pandemi COVID-19.

Adapun aset perbankan syariah pada triwulan II-2021 juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu 15,8% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Kendati demikian, wanita yang juga merupakan Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) tersebut mengatakan market share bank syariah baru mencapai 6,59%, masih rendah dibandingkan dengan bank-bank konvensional.

"Namun itu berarti prospek pertumbuhannya ke depan akan menjadi sangat tinggi dan sangat besar," ujar Sri Mulyani.

Maka dari itu, ia menuturkan perbankan syariah perlu memiliki rasa bersaing yang tinggi untuk meraih kesempatan yang sangat besar di industri perbankan.

Ketahanan dan kompetitifitas industri perbankan salah satunya akan dilihat dari struktur organisasi dan sumber daya manusia (SDM), sehingga keduanya harus diberikan perhatian yang sangat tinggi.

Sri Mulyani percaya bahwa suatu cita-cita termasuk membangun ekonomi Indonesia dalam mencapai kesejahteraan dan keadilan itu hanya bisa terjadi jika memiliki organisasi dan SDM yang baik.

"Organisasi yang baik itu biasanya juga ditopang oleh tata kelola yang baik dan menggunakan prinsip-prinsip yang terjadi dalam Islam yang sangat nyata, yaitu kejujuran, keadilan, integritas, tidak menipu, serta tidak mengeksploitasi," ungkapnya.

DPK Bank Konvensional

Karyawan melayani nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia (BRIS) Jakarta Hasanudin, Jakarta, Rabu, 17 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan DPK melambat pada Agustus 2021 yakni sebesar 8,9% yoy menjadi Rp6.784,7 triliun dari bulan Juli 2021 yang tumbuh 10,7%.

"Perlambatan DPK terjadi pada seluruh jenis simpanan, baik giro, tabungan, maupun simpanan berjangka," ucap Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BJ) Erwin Haryono dalam keterangan resmi.

Berdasarkan golongan nasabah, kata dia, perlambatan simpanan berjangka terjadi pada nasabah korporasi dan perorangan, sejalan dengan tren penurunan suku bunga simpanan.

Simpanan berjangka mengalami perlambatan dari 2,6% yoy pada Juli 2021 menjadi 1,5% yoy pada Agustus 2021, terutama simpanan berjangka di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Erwin menuturkan tabungan juga mencatat perlambatan dari 13,3% yoy pada Juli 2021 menjadi 12,5% yoy pada bulan laporan, terutama tabungan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sementara itu, giro tumbuh 17,4% yoy, lebih rendah dibandingkan dengan 22,2% yoy pada Juli 2021, yang bersumber dari perlambatan simpanan giro pada bank yang berada di wilayah DKI Jakarta dan Banten.

Di sisi lain ia menyampaikan kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Agustus 2021 tercatat mengalami akselerasi menjadi sebesar Rp5.574,9 triliun, tumbuh 1% yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya 0,3% yoy.

Adapun suku bunga simpanan dan pinjaman pada Agustus 2021 menurun sejalan dengan kecenderungan penurunan suku bunga acuan BI.

Erwin menyebutkan rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat sebesar 9,39% pada Agustus 2021, turun 5 basis poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Sementara itu rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka mengalami penurunan pada hampir seluruh jenis tenor.