Ternyata, Merger BUMN Pelabuhan Hanya untuk Induk Usaha Pelindo
- Merger BUMN Pelabuhan dijadwalkan pada awal Oktober 2021, atau diundur dari target awal September 2021.
Korporasi
JAKARTA -- Tidak lama lagi, badan usaha milik negara (BUMN) pelabuhan yang terdiri dari PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), dan Pelabuhan Indonesia IV (Persero) akan terintegrasi alias merger.
Rencana merger Pelindo I-IV ini dijadwalkan pada awal Oktober 2021, atau diundur dari target awal September 2021.
Terintegrasinya BUMN pelabuhan setidaknya diharapkan bisa menjawab kelemahan dan tantangan yang timbul sejauh ini. Selain itu, mempercepat realisasi potensi dan peluang yang ada lantaran didukung makin besarnya sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Sekretaris PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) Sofyan Gumelar mengatakan saat merger nanti, BUMN Pelabuhan akan memiliki nama baru yaitu Pelindo Bersatu.
Pelindo Bersatu nantinya akan menguasai seluruh wilayah Pelabuhan di Indonesia dari yang sebelumnya dikuasai masing-masing perusahaan Pelindo.
"Dengan dikuasainya seluruh Pelabuhan maka wilayah operasional akan semakin luas," ujarnya dalam keterbukaan informasi, dikutipTrenAsia.com, Senin, 30 Agustus 2021.
Kendati demikian, lanjut dia, proses merger BUMN Pelabuhan hanya terjadi pada induk Pelindo dan tidak berlaku pada anak, cucu, atau cicit masing-masing Pelindo. Nantinya entitas-entitas usaha tersebut akan disatukan berdasarkan klaster usaha.
Misalnya, dua anak usaha PT Pelindo II (Persero) yakni IPCC dan PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) tidak digabungkan karena memiliki kegiatan bisnis yang berbeda.
"Kami jelaskan bahwa yang akan dilakukan penggabungan ialah Induk Usaha, yaitu Pelindo 1, 2, 3, dan 4 yang nantinya keempat perusahaan akan membentuk entitas baru berupa Holding Pelabuhan. Kemungkinan anak, cucu, dan cicit usaha maupun cabang tidak disatukan," paparnya.
Klaster Operasi
Dia menyebut Pelindo Bersatu akan memiliki empat klaster operasi baru. Klaster I bergerak di bagian Peti Kemas; klaster II Non Peti Kemas; Klaster III Logistik & Hinterland Development, dan Klaster IV Marine, Equipment & Port Services.
Dengan fokus pada klaster-klaster bisnis, memberikan manfaat yang luar biasa bagi bisnis kepelabuhan Indonesia di masa depan. Terutama peningkatan efisiensi dalam sumber daya keuangan, aset, SDM, penguatan strategi bisnis yang berdampak pada peningkatan pangsa pasar.
Sofyan menambahkan, rencana penggabungan atau pembagian aset juga belum dipastikan terjadi karena masih menunggu arahan dari Kementrian BUMN dan manajemen internal Pelindo.
Demikian halnya dengan rencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai perusahaan terbuka, belum ada arahan langsung dari Kementrian BUMN.
"Hingga saat ini belum ada arahan baik dari internal antar Pelindo I-IV (Persero) maupun Kementerian BUMN untuk melakukan IPO/Penawaran Umum saham pasca terintegrasi menjadi Pelindo Bersatu," katanya.