Ternyata, Pembeli SBN Lebih Banyak Investor Perempuan
JAKARTA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebutkan tingkat partisipasi perempuan dalam ekonomi, kesehatan, dan tingkat pendidikan terus meningkat. Ini tercermin dari kontribusi besar perempuan pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) ORI. Data menunjukkan pada ORI17, 55,87% dari total investor adalah perempuan, sedangkan pada ORI18 meningkat menjadi 57,82%. […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebutkan tingkat partisipasi perempuan dalam ekonomi, kesehatan, dan tingkat pendidikan terus meningkat.
Ini tercermin dari kontribusi besar perempuan pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) ORI.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Data menunjukkan pada ORI17, 55,87% dari total investor adalah perempuan, sedangkan pada ORI18 meningkat menjadi 57,82%.
“Perempuan itu investor paling besar dalam Surat Utang Negara. Jadi perempuan itu mampu dan mereka mengerti bagaimana menempatkan uang di tempat instrumen investasi yang baik,” kata Sri Mulyani dalam webinar, Senin, 5 Januari 2020.
Perkembangan ini juga terlihat dari melesatnya peringkat Indonesia dalam Indeks Global Gender Gap. Tahun 2020, Indonesia berada di posisi 85, naik 28 peringkat dari tahun sebelumnya.
Kendati makin baik, Sri Mulyani tak memungkiri masih banyak catatan dalam upaya pemberdayaan dan kesetaraan perempuan. Seperti misalnya dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih banyak aspek yang perlu ditingkatkan bagi partisipasi perempuan, baik dari sisi sosial maupun ekonomi.
Dalam IPM tersebut, apabila dibagi antara laki-laki dan perempuan, perempuan masih lebih rendah. Artinya, kualitas perempuan berdasarkan pendidikan dan kesehatan masih lebih rendah dari laki-laki.
“Partisipasi perempuan di ekonomi juga stagnan. Kalau sekarang kita punya menteri perempuan di bidang tenaga kerja, saya berharap partisipasi angkatan kerja akan meningkat.
Ia mengemukakan, keinginannya adalah pekerja perempaun dapat mendapatkan hak yang setara dengan laki-laki. Contohnya dari sisi jumlah upah untuk pekerjaan yang sama. Kenyataannya, upah perempuan lebih rendah dari laki-laki dalam pekerjaan yang sama.