Ternyata, di Usia 13 Tahun Greysia Polii Pernah Bermimpi Raih Emas di Olimpiade / Dok. Olympics
Gaya Hidup

Ternyata, Saat Usia 13 Tahun Greysia Polii Pernah Bermimpi Raih Emas di Olimpiade

  • Atlet bulu tangkis andalan Indonesia Greysia Polii ternyata pernah bermimpi meraih emas di ajang Olimpiade sejak usia 13 tahun.
Gaya Hidup
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA - Kesuksesan seseorang tidak ada yang bisa menerka. Setiap orang hanya perlu melewati tangga demi tangga kehidupan, dengan pahit dan getir, untuk menyongsong siluet kemenangan di depan matanya.

Di antara banyak kisah orang sukses yang lahir dari perjuangan tak kenal lelah, Greysia Polii adalah salah satunya. Perempuan 33 tahun ini bersabar kurang lebih selama 20 tahun untuk mewujudkan mimpinya.

Pada usia 13 tahun, atlet keturunan Minahasa ini ternyata pernah bermimpi menjadi atlet bulu tangkis profesional, masuk di tim nasional Indonesia, dan meraih emas Olimpiade.

Mimpi itu membumbung di kelopak matanya setelah melihat hampir belum ada ganda putri bulu tangkis Indonesia yang meraih emas di ajang Olimpiade. Bahkan, tidak ada satupun pasangan ganda putri Indonesia yang berhasil tembus babak semifinal.

Greysia merasakan bahwa dia terlahir sebagai atlet bulu tangkis sehingga dia harus terus berlatih dan menjadi pemain profesional. Akhirnya, pada tahun 2004, dia bergabung dengan tim Piala Uber Indonesia.

"20 tahun yang lalu, ketika saya berusia 13 tahun, saya tahu Indonesia belum menorehkan sejarah di ganda putri (di Olimpiade) dan saya harus bersabar. Saya tahu saya dilahirkan sebagai atlet bulu tangkis dan saya punya keyakinan di usia saya yang muda itu bahwa saya ingin menorehkan sejarah bagi Indonesia di sini. Tuhan telah memberikan saya mimpi dan keyakinan itu dalam hati saya untuk memilih perjalan karier ini," ujar Greysia, dilansir TrenAsia.com dari BWF, Senin, 2 Agustus 2021.

Dia mengatakan bahwa keyakinan akan mimpinya itu terus membayangi seluruh perjalanan kariernya di bulu tangkis. Bahkan ketika banyak orang mengatakan bahwa ganda putri Indonesia tidak kuat dan memiliki mental pemenang seperti China atau Korea Selatan.

Namun, dengan dukungan keluarga dan masyarakat Indonesia, langkah demi langkah dilaluinya, entah kalah atau menang ketika mewakili Merah Putih di berbagai ajang.

"Ketika orang berkata 'kamu tidak akan berhasil, Indonesia tidak kuat di ganda putri'. Memang Korea dan China-lah yang kuat di sektor ini. Tetapi saya terus bersabar dan berkomitmen. Butuh komitmen untuk meraih mimpi, emas. Dan sekarang, kita sudah berada di sini (Olimpiade). Keluarga saya yang meminta saya untuk tidak menyerah, jangan putus asa," ungkapnya.

Perjalanan Greysia

Greysia sendiri merupakan atlet bulu tangkis Indonesia yang cukup senior. Kini dia berusia nyaris 34 tahun. Greysia telah mengikuti tiga Olimpiade sejak tahun 2012 di London.

Kala itu, dia berpasangan dengan Meiliana Jauhari namun didiskualifikasi karena dinilai sengaja mengalah di laga terakhir babak penyisihan Grup C untuk menghindari pertemuan dengan pasangan China, Wang Xiaoli/Yu Chang di perempat final.

Pada 2016, Greysia tampil lagi di Olimpiade Rio de Jeneiro berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari namun mereka tidak bisa berbuat banyak saat itu.

Tandemnya, Nitya saat itu sempat terluka dan menjalani operasi sehingga membuatnya sempat putus asa dan memilih pensiun.

Namun pelatih memintanya untuk bertahan dengan tujuan membantu pembinaan mental pemain muda. Akhirnya dia bertemu dengan Apriyani. Pertemuan itu sangat kebetulan karena dia belum mengenal Apriyani.

Dalam perjalanan, dia justru menemukan chemistry permainan dengan Apriyani. Akhirnya, melewati kerja keras berlapis-lapis, mereka bisa menyabet medali emas di dua turnamen berbeda, yaitu Thailand Open 2020 dan BWF World Tour Super 1000 tahun 2021.

Akhirnya, di Olimpiade Tokyo 2020, yang merupakan Olimpiade ketiganya, Greysia tampil impresif bersama Apriyani sejak babak penyisihan dan berhasil mempersembahkan emas perdana untuk ganda putri Indonesia.

Ganda putri andalan Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 ini mengalahkan pasangan China, Chen Qingchen/Jia Yifan dengan skor lebar 21-19 dan 21-15 di Lapangan 1 Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang pada pukul 11.50 WIB.

Dengan kemenangan ini, Greysia yang kini berusia 33 tahun 356 hari menjadi pemain bulu tangkis putri tertua yang memenangkan medali emas di Olimpiade setelah rekor sebelumnya dipegang oleh Zhang Ning (33 tahun 89 hari) dari China.

Untuk Greysia dan Apriyani, prestasi yang mereka ukir di Olimpiade kali ini merupakan pencapaian tertinggi mereka di event besar sejak mulai duet di tahun 2017 lalu.

"Luar biasa. Saya tidak bisa berkata-kata saat ini. Kita di sini, memenangkan medali emas. Beginilah rasanya memenangkan medali emas. Tidak bisa dideskripsikan. Medali ini sangat berarti bagi saya. Saya berterima kasih kepada Apriyani yang sudah berjuang bersama saya dan saya sangat bersyukur kepadanya," kisah Greysia.

Tandemnya di cabang bulu tangkis yang membawa Indonesia ke podium tertinggi Olimpiade Tokyo 2020, Apriyani, pun mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian paling bergengsi dalam karier bulu tangkisnya bersama Greysia.

Gadis 23 tahun asal Konawe, Sulawesi Tenggara ini pun menyampaikan terima kasih kepada Greysia yang telah membimbing dan membina mentalnya selama pertandingan di berbagai ajang bulu tangkis.

"Saya tidak percaya bisa meraih hasil ini. Saya tidak menduga bisa sampai sejauh ini. Yang saya pikirkan selama ini hanyalah bagaimana bisa terus melaju, terus menghadapi semua tantangan di depan mata. Melalui segala tantangan, kekalahan yang kami derita, kamu (Greysia) selalu harus berusaha keras karena medali emas ini, momen ini, inilah yang menjadi tujuan kita selama ini," katanya.

Atas prestasi mentereng yang diraih ganda putri Indonesia, Presiden Joko Widodo pun turut berbangga dan menyampaikan terima kasih untuk perjuangan, kerja keras dan komitmen kedua atlet selama Olimpiade.

Kepala Negara menuturkan, emas yang diraih Greysia/Apriyani sekaligus merupakan persembahan tertinggi para atlet untuk perayaan ke-76 Kemerdekaan RI tahun ini.

"Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu menyabet medali emas Olimpiade Tokyo dalam pertandingan yang alot dan mendebarkan, siang ini. Kemenangan ini menjadi kado ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Selamat dan terima kasih Greysia/Apriyani!" ujar Jokowi.

Selain Presiden Jokowi, sejumlah pejabat negara, menteri, dan tokoh nasional, pun turut menyampaikan ucapan terima kasih dan kebanggaan mereka atas prestasi yang ditorehkan atlet beda generasi ini.

Bagi Greysia, mungkin Olimpiade kali ini merupakan momen terakhirnya untuk berpisah dengan timnas bulu tangkis. Sementara bagi Apriyani, prestasi ini menjadi pendulum yang mendorong energi lebih besar untuk meraih hasil maksimal di masa depan.*