Ubur-Ubur Bluebottle
Nasional

Teror Ubur-Ubur BlueBottle Merambah ke Bali, Waspada Saat Liburan

  • Bulan Juli hingga September adalah masa di mana angin berhembus kencang. Inilah yang menyebabkan fenomena munculnya ubur-ubur bluebottle, yang termasuk ubur-ubur beracun ke area pantai.

Nasional

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Bagi Anda yang memiliki rencana berlibur terutama ke pantai di Bali dalam waktu dekat sebaiknya waspada dengan keberadaan ubur-ubur bluebottle. Bulan Juli hingga September adalah masa di mana angin berhembus kencang. Inilah yang menyebabkan fenomena munculnya ubur-ubur bluebottle, yang termasuk ubur-ubur beracun ke area pantai. 

Informasi ini juga disampaikan Pemerintah Bali melalui Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar, Bali mengimbau masyarakat yang hendak berwisata dan berenang di Pantai Sanur, Denpasar agar lebih waspada sehingga tidak sampai berkontak fisik dengan ubur-ubur bluebottle

Dikutip dari Antara, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar Ida Bagus Mayun Suryawangsana mengatakan pihaknya telah menjalin kerja sama dengan para nelayan untuk melaksanakan pembersihan. 

Selain itu, penjaga pantai juga dilibatkan dalam upaya mengawasi keberadaan ubur-ubur bluebottle ini. 

“Kami bersama nelayan dan semua pihak sudah berkoordinasi, agar nanti jika ditemukan di kawasan pantai Sanur dapat langsung dibersihkan,” kata Mayun. 

Ubur-Ubur Bluebottle

Dikutip dari laman Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jogja, ubur-ubur bluebottle (Physalia utriculus) mudah dikenali karena berbentuk gelembung berwarna biru dengan tentakel panjang kebiruan. 

Meskipun ubur-ubur bluebottle tampak seperti makhluk tunggal, namun sejatinya merupakan suatu koloni yang terdiri dari 4 jenis zooid yang saling bergantung untuk bertahan hidup. Hewan ini meski mirip dan sering dikira spesies ubur-ubur, tetapi termasuk dalam ordo Siphonophora kelas Hydrozoa yang kekerabatannya lebih dekat dengan karang api dan hidroid penyengat.

Ubur-ubur bluebottle mempunyai knidosit yang mampu menghantarkan racun saraf proteik yang dapat melumpuhkan ikan kecil. Kontak langsung dengan tentakel ubur-ubur ini dapat mengakibatkan rasa sakit yang hebat dan gejala sistemik lainnya. Sengatan ubur-ubur ini mengakibatkan bilur merah disertai pembengkakan dan nyeri sedang hingga parah. 

Gejala lokal ini dapat berlangsung selama 2-3 hari. Gejala sistemik sangat jarang terjadi tetapi dapat berpotensi parah meliputi mual, muntah, demam, peningkatan denyut jantung saat istirahat (tachycardia), sesak napas, atau kram otot perut dan punggung. Reaksi alergi yang parah dapat mengganggu fungsi jantung dan pernapasan, sehingga harus segera dilakukan pertolongan medis profesional.

Pertolongan Pertama Jika Terkena sengatan Ubur-Ubur Bluebottle

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika terkena sengatan ubur-ubur bluebottle meliputi:

  1. Melepaskan tentakel dengan hati-hati menggunakan pinset atau sarung tangan untuk menghindari penyebaran bisa. Jika tidak mempunyai pinset atau sarung tangan, gunakan benda yang dapat melindungi kulit dari kontak langsung ketika melepas tentakel.
  2. Menghindari untuk menggosok area kulit yang tersengat untuk mencegah proses penyebaran bisa ke area permukaan kulit yang tidak terkena sengatan. Nyeri awalnya mungkin terasa intens dan meskipun komplikasi yang mengancam jiwa jarang terjadi, tetapi pantau terus sirkulasi, jalan napas, dan pernapasan serta bersiap untuk melakukan CPR jika diperlukan.
  3. Membilas area kulit yang tersengat dengan menyemprotkan air laut dalam volume besar dan aliran yang kuat untuk menghilangkan sisa nematosit yang belum menyengat. Jangan pernah menggunakan air tawar karena akan mengakibatkan nematosit yang belum menyengat menjadi menyengat (melalui lisis osmotik).
  4. Menyemprotkan cuka putih (atau larutan asam asetat ringan 2-5 % dalam air) pada area kulit yang tersengat selama kurang dari 30 detik untuk menetralisir sisa nematosit yang tidak terlihat dan menstabilkan nematosit yang belum menyengat. Cuka tidak akan berdampak apapun pada bisa yang sudah disuntikkan, jadi cuka hanya berguna sebagai teknik penyelamatan untuk mencegah penyebaran bisa lebih lanjut dari nematosit yang belum menyengat.
  5. Merendam area kulit yang tersengat dalam air panas (tidak lebih dari 45 °C) selama 30-90 menit yang bertujuan untuk menutupi rasa nyeri dan membatu mendenaturasi bisa. Lakukan uji air terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat panasnya dan perhatikan toleransi area tubuh yang berbeda terhadap panas. Jika air panas tidak tersedia, gunakan kompres dingin atau es di dalam kantong plastik kering.
  6. Melanjutkan pemantauan sampai perawatan medis profesional datang karena luka yang disebabkan oleh ubur-ubur bluebottle dapat mengakibatkan gejala sistemik yang intens, terutama akibat sengatan yang parah atau pada korban anak kecil.