
Terowongan Modern di Samarinda: Bagaimana Parallel NATM Memangkas Waktu Pengerjaan?
- Proyek yang digarap oleh PT PP (Persero) Tbk ini memiliki nilai investasi sebesar Rp395,9 miliar dan merupakan salah satu upaya strategis pemerintah kota dalam mengurai kemacetan serta meningkatkan keselamatan lalu lintas di kawasan Gunung Manggah.
Infrastruktur
JAKARTA - Pembangunan Terowongan Jalan Sultan Alimuddin-Kakap di Kota Samarinda semakin mendekati tahap penyelesaian dengan progres mencapai 91,7%.
Proyek yang digarap oleh PT PP (Persero) Tbk ini memiliki nilai investasi sebesar Rp395,9 miliar dan merupakan salah satu upaya strategis pemerintah kota dalam mengurai kemacetan serta meningkatkan keselamatan lalu lintas di kawasan Gunung Manggah.
Terowongan ini memiliki panjang 400 meter dan lebar 10 meter serta menjadi terowongan jalan pertama di Kalimantan Timur. Uniknya, proyek ini juga menjadi yang pertama di Indonesia yang dibiayai sepenuhnya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tingkat kota.
- 6 Tips Detoks dan Menurunkan Berat Badan Setelah Lebaran
- 8 Ide Bisnis Makanan Sehat Setelah Lebaran
- 8 Buah Penurun Kolesterol saat Lebaran yang Harus Dicoba
Dengan konsep 2 lajur satu arah, terowongan ini direncanakan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2025. Tidak hanya menjadi solusi infrastruktur, proyek ini juga membuktikan kemampuan anak bangsa dalam pembangunan terowongan modern, mulai dari tahap perencanaan hingga eksekusi konstruksi.
Inovasi Parallel NATM dalam Konstruksi Terowongan
Salah satu keunggulan utama dari proyek ini adalah penerapan metode Parallel NATM (New Austrian Tunneling Method). Teknologi ini memungkinkan seluruh pekerjaan konstruksi, termasuk galian lower, invert, dan lining, dilakukan secara paralel. Dengan metode ini, waktu pengerjaan dapat dipercepat tanpa mengurangi aspek keselamatan maupun kualitas konstruksi.
Corporate Secretary PT PP, Joko Raharjo, menjelaskan bahwa penerapan metode NATM dalam pembangunan terowongan ini terbukti mampu mempercepat durasi pengerjaan.
Baca Juga: Tanpa Ditopang Infrastruktur dan Regulasi, Hilirisasi Tembaga Tidak akan Maksimal
“Dengan adanya penerapan inovasi NATM, durasi pengerjaan proyek dapat dipersingkat secara signifikan tanpa mengurangi aspek keselamatan dan kualitas konstruksi,” ungkapnya melalui pengumuman yang diterima TrenAsia, Kamis, 3 April 2025.
Dukungan Pemerintah untuk Penyelesaian Proyek
Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, dalam kunjungannya ke Samarinda pada Februari 2025 turut mengapresiasi pembangunan terowongan ini. Menurutnya, proyek ini sangat penting dalam meningkatkan aksesibilitas serta mendukung pemerataan pembangunan di Kalimantan Timur.
“Infrastruktur ini juga krusial dalam mendukung pemerataan pembangunan di Kalimantan Timur,” tegas Gibran.
Ia juga menekankan pentingnya penyelesaian proyek ini agar manfaatnya dapat segera dirasakan oleh masyarakat. Dengan keberadaan terowongan ini, arus lalu lintas di Samarinda diharapkan menjadi lebih lancar, mengurangi kepadatan kendaraan, serta meningkatkan keselamatan pengguna jalan.
- Catat, Berikut Daftar Nomor Telepon Darurat Jika Alami Insiden Saat Mudik Lebaran 2025
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jateng 2025, Simak Syarat dan Jadwalnya
- Negara Pemilik Aset Kripto Terbanyak di Dunia, Indonesia Masuk!
Ikon Baru dalam Infrastruktur Indonesia
Selain berperan sebagai solusi transportasi, Terowongan Sultan Alimuddin-Kakap juga diharapkan menjadi ikon baru dalam dunia infrastruktur Indonesia. Menurut Joko Raharjo, proyek ini menjadi bukti bahwa pembangunan infrastruktur modern dan inovatif dapat diwujudkan dengan sumber daya lokal dan pendanaan daerah.
“Proyek ini membuktikan bahwa pembangunan infrastruktur modern dan inovatif dapat dilakukan dengan sumber daya lokal dan dana daerah, sekaligus menjadi tonggak sejarah dalam pengembangan sistem transportasi perkotaan,” pungkasnya.
Dengan progres pembangunan yang hampir rampung, masyarakat Samarinda dan sekitarnya kini menantikan hadirnya terowongan ini sebagai solusi kemacetan yang telah lama menjadi permasalahan utama di kota ini.