<p>Pantai Taman Impian Jaya Ancol / Foto: Rifky Widianto</p>
Industri

Terpukul Corona, Ancol Pangkas Belanja Modal 76% Jadi Rp178 Miliar

  • Direktur Keuangan Pembangunan Jaya Ancol Hari Sundjojo mengatakan perseroan menutup operasionalnya sejak 14 Maret hingga 20 Juni 2020. Alhasil, perseroan harus memangkas anggaran capex tahun ini 76% dari yang semula sebesar Rp765 miliar.

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Perusahaan taman rekreasi dan pariwisata PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) merevisi anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2020 akibat terpukul pandemi COVID-19.

Direktur Keuangan Pembangunan Jaya Ancol Hari Sundjojo mengatakan perseroan menutup operasionalnya sejak 14 Maret hingga 20 Juni 2020. Alhasil, perseroan harus memangkas anggaran capex tahun ini 76% dari yang semula sebesar Rp765 miliar.

“Maret itu kami tutup operasi dan 20 Juni baru buka kembali. Jadi, efektif pada Juni hanya 10 hari kami buka, maka kami melakukan revisi atas pengeluaran capex kami menjadi Rp178 miliar,” kata Hari dalam paparan publik virtual di Jakarta, Senin, 24 Agustus 2020.

Hari menjelaskan sumber pendanaan capex diambil dari penerbitan surat utang, pinjaman bank, dan kas internal perseroan. Nantinya belanja modal perseroan akan difokuskan untuk proyek utama perseroan seperti penyelesaian penataan pantai Symphony of the Sea.

“Fokus pengembangan 2020, taman pantai sekitar 51.000 meter persergi yang kami renovasi ada stone area, water and sand area, dan green area,” ujar Hari. Dia menyebutkan Symphony of the Sea tahap satu telah diluncurkan pada 25 Desember 2019 untuk sand area.

Efisiensi Kala Pandemi

Dia mengungkapkan hingga semester I-2020, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta tersebut telah merealisasikan capex sekitar Rp110 miliar.

Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol Teuku Sahir Syahali menuturkan perseroan akan mengambil langkah efisiensi modal pada tahun ini dan mencoba bertahan dengan yang ada.

“Yang bisa ditunda akan ditunda, yang bisa dikurangi akan dikurangi, tanpa mengurangi keselamatan hewan, perawatan wahana, dan lainnya,” tutur Sahir.

Menurut laporan keuangan perseroan semester I-2020, perusahaan bersandi saham PJAA ini membukukan pendapatan sebesar Rp254,21 miliar. Capaian ini merosot hingga 58,18% dari yang semula sebesar Rp607,89 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Alhasil, emiten taman rekreasi dan pariwisata ini membukukan kerugian hingga Rp146,37 miliar pada semester pertama 2020. Perolehan itu berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya. Di periode yang sama tahun lalu, perseroan berhasil mengantongi laba bersih Rp71,22 miliar. (SKO)