<p>Dua produsen mobil yaitu PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) dan PT Honda Prospect Motor (HPM) melakukan aksi pemanggilan (recall) untuk keperluan perbaikan pada ribuan unit mobil di pasaran. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Terpukul Corona, Proyeksi Penjualan Motor dan Mobil Grup Astra Turun 45 Persen

  • Perusahaan bersandi saham ASII ini mengatakan estimasi penjualan mobil pada 2020 sekitar 600.000 unit. Sedangkan, estimasi penjualan motor menjadi 3,6-3,9 juta unit, turun 40%-45% dibandngkan dengan tahun lalu.

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Raksasa otomotif PT Astra International Tbk (ASII) memproyeksikan penjualan mobil dan motor hingga akhir tahun ini terpangkas hingga 45%.

Perusahaan bersandi saham ASII ini mengatakan estimasi penjualan mobil pada 2020 sekitar 600.000 unit. Sedangkan, estimasi penjualan motor menjadi 3,6-3,9 juta unit, turun 40%-45% dibandngkan dengan tahun lalu.

“Penjualan mobil secara ritel turun sekitar 40%-45%, namun jika kita lihat pangsa pasar merek-merek Astra hingga Juli mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu sekitar 53%,” kata Direktur ASII, Henry Tanoto, mengutip laporan paparan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 28 Agustus 2020.

Estimasi serupa juga dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang menyebut pasar mobil nasional tahun ini sekitar 600.000 unit, turun 42% dari tahun lalu.

Meskipun proyeksi asosiasi berkata demikian, Astra tetap ingin memperteahankan market share seperti tahun lalu sebesar 52%.

Sama halnya dengan mobil, market share dan penjualan sepeda motor juga diperkirakan turun 40%-45% dibandingkan dengan tahun lalu sekitar 6,5 juta. Sehingga, penjualannya tahun ini hanya diprediksi sekitar 3,6-3,9 juta unit.

Peluang Industri

Terkait kebijakan ganjil genap di wilayah DKI Jakarta, perseroan menilai aturan tersebut tidak akan banyak berpengaruh pada penjualan kendaraan.

Dengan situasi paceklik saat ini, Astra tetap melihat peluang melebarkan lini bisnisnya ke pasar kendaraan listrik. Henry menyatakan saat ini tengah menyiapkan penjajakan untuk dapat menyediakan seluruh line up dari electric vehicles.

“Walaupun, berdasarkan analisis kami, dari sisi infrastruktur, harga dan biaya, hybrid electric vehicle lebih cocok untuk pasar lndonesia dalam jangka pendek,” ungkap Henry.

Pemerintah juga telah mengeluarkan beberapa peraturan untuk mengakselerasi implementasi dan penetrasi kendaraan listrik. Oleh karena itu, Astra berharap akan lebih banyak lagi kendaraan listrik, baik battery electric vehicle, plug in hybrid vehicle maupun hybrid vehicle, yang akan dijumpai di pasar otomotif lndonesia. (SKO)