<p>Manajemen PT PP Properti saat RUPST 2020. / Facebook @PTPPPropertiTbk</p>
Industri

Terpukul COVID-19, Anak BUMN PP Properti PHK Karyawan

  • Pengehentian operasional itu diberlakukan pada unit bisnisnya antara lain untuk hotel yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Surabaya, Pekanbaru, dan Balikpapan. Kemudian pusat belanja alias mal yang berlokasi di Bekasi dan Surabaya.

Industri

wahyudatun nisa

JAKARTA – Anak usaha dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP) yakni PT PP Properti Tbk. (PPRO) memangkas jumlah karyawannya akibat tekanan dari pandemi COVID-19.

Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 13 Juli 2020, emiten properti itu semula memiliki karyawan sebanyak 682 orang. Namun, saat ini jumlah karyawan menyusut menjadi 642 orang.

“Jumlah karyawan yang terdampak dengan status lainnya, contoh pemotongan gaji, penyesuaian shift/hari/jam kerja, dan lain-lain, kondisi karyawan periode Januari 2020 hingga saat ini terdapat 49 orang,” tulis perseroan di keterbukaan informasi itu.

Dari jumlah tenaga kerja yang terdampak itu, secara rinci terdiri dari 20 orang karyawan yang dirumahkan serta 29 orang karyawan yang tidak diperpanjang kontraknya.

Emiten bersandi saham PPRO ini juga mengaku adanya pandemi COVID-19 ini telah mengganggu keberlangsungan usaha perseroan. Akibatnya selama tiga bulan perseroan menghentikan operasional sebagian usahanya.

Pengehentian operasional itu diberlakukan pada unit bisnisnya antara lain untuk hotel yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Surabaya, Pekanbaru, dan Balikpapan. Kemudian pusat belanja alias mal yang berlokasi di Bekasi dan Surabaya.

Pendapatan Tertekan

Tak hanya menghentikan operasional perusahaan, entitas anak BUMN Karya ini juga mengalami hambatan dalam pekerjaan konstruksi, yang membuat perseoran terpaksa menghentikan pembangunan proyek apartemen miliknya.

Akibatnya, PP Properti memprediksi total pendapatan turun tidak lebih dari 25% dibandingkan dengan 31 Mei 2019. Laba bersih pun juga diperkirakan ikut menyusut sekitar 25%-50% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

Sejumlah langkah dan strategi pun dikerahkan perseroan untuk tetap bertahan dari guncangan pandemi ini. Langkah itu meliputi penundaan rencana belanja modal (capital expenditure/capex) baru, efisiensi biaya usahan maupun operasional.

Lebih lanjut, efisien itu dilakukan dengan melakukan pembatasan jam operasional di sejumlah hotel maupun shopping mall. Perseroan akan fokus pada serah terima unit apartemen dan memprioritaskan pengembangan lahan yang telah dimiliki.

“Untuk kegiatan promosi produk, perseroan menggencarkan aktifitas digital marketing melalui kerjasama digital agency dan online property market place yang bertujuan untuk memudahkan proses penyebaran informasi pemasaran dan komunikasi ke konsumen,” ungkapnya. (SKO)