<p>Mitra ojek online melintas usai mengambil pesanan di Gerai Pizza Hut , Jakarta, Kamis 2 Juni 2020. Pemegang lisensi terbesar dari waralaba restoran Pizza Hut di Amerika Serikat, NPC International Inc., mengajukan bangkrut akibat penjualan yang anjlok drastis selama pandemi virus corona atau Covid-19. Namun demikian, PT Sarimelati Kencana, pengelola gerai Pizza Hut di Indonesia [&hellip;]</p>
Industri

Terpukul COVID-19, Emiten Merek Pizza Hut Rugi Rp8,63 Miliar

  • JAKARTA – Emiten pemegang hak merek Pizza Hut di Indonesia, PT Sarimelati Kencana Tbk harus menelan kerugian cukup dalam atas dampak COVID-19. Tercatat per September 2020, emiten bersandi PZZA ini harus menerima rugi bersih Rp8,63 miliar. Nilain itu berbalik dibandingkan capaian periode sama tahun lalu yang masih mencatatkan laba bersih Rp149,24 miliar. Catatan kerugian ini […]

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Emiten pemegang hak merek Pizza Hut di Indonesia, PT Sarimelati Kencana Tbk harus menelan kerugian cukup dalam atas dampak COVID-19.

Tercatat per September 2020, emiten bersandi PZZA ini harus menerima rugi bersih Rp8,63 miliar. Nilain itu berbalik dibandingkan capaian periode sama tahun lalu yang masih mencatatkan laba bersih Rp149,24 miliar.

Catatan kerugian ini tidak lepas dari turunnya penjualan neto perseroan yang tahun ini terkuras 9,36% dari Rp2,94 triliun menjadi Rp2,67 triliun. Segmen makanan masih mendominasi dengan porsi 95,19% atau Rp2,54 triliun dari total penjualan. Sementara segmen minuman, menjadi lini paling terpukul dengan penurunan pendapatan sebesar 57,13% dari Rp317,93 miliar menjadi Rp136,29 miliar.

Bersamaan dengan itu, beban operasional perseroan juga turut membumbung dengan kenaikan lebih dari dua kali lipat, dari Rp7,72 miliar menjadi Rp18,07 miliar. Meski demikian, beban pokok penjualan perseroan secara keseluruhan berhasil disusutkan dari Rp958,56 miliar menjadi Rp927,86 miliar.

Dari pos kas, perseroan masih memiliki total aset senilai Rp2,25 triliun. Nilai tersebut terdiri dari aset lancar Rp436,92 miliar dan aset tidak lancar Rp1,81 triliun.

Sedangkan dari sisi likuiditas, perseroan kini telah mencatatkan total liabilitas Rp1,02 triliun. Sementara total ekuitasnya Rp1,23 triliun.