Tersengat Akuisisi BSDE, BEI Suspensi Saham SMDM Pasca Naik 71 Persen dalam Sepekan
- Kenaikan harga saham SMDM yang signifikan ini setelah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengumumkan rencana akuisisi sebesar 91,99% saham properti itu.
Korporasi
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) setelah mengalami lonjakan harga yang signifikan dalam sebulan terakhir. Saham SMDM melonjak sebesar 71,43%, dari Rp266 per saham menjadi Rp456 per saham pada pekan lalu.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono, bersama Plt Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI Yayuk Sri Wahyuni, menyatakan bahwa penghentian sementara ini dilakukan pada 5 Agustus sebagai respons terhadap peningkatan harga kumulatif yang signifikan.
"Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) pada 5 Agustus 2024 sebagai langkah cooling down untuk melindungi investor," demikian menurut pengumuman resmi pada Senin, 5 Agustus 2024.
- Asosiasi Koperasi dan Ritel: PP Kesehatan Mempersulit Kondisi Ekonomi Para Pedagang
- 10 Produsen Minyak Terbesar di Indonesia, Pertamina Hulu Rokan Geser ExxonMobil Cepu
- Asosiasi Ritel: Zonasi Penjualan Rokok di PP Kesehatan Bakal Jadi Pasal Karet!
Kenaikan harga saham SMDM yang signifikan ini setelah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengumumkan rencana akuisisi sebesar 91,99% saham SMDM. Perusahaan yang dikendalikan oleh Sinarmas ini berencana membeli 91,99% saham dari Top Global Ltd (TGL).
Berdasarkan data di Bursa Efek Indonesia (BEI), TGL tercatat sebagai pengendali dan pemegang saham terbesar SMDM dengan kepemilikan 91,99%. Sisanya dimiliki oleh investor publik. "Perseroan sedang dalam proses negosiasi dengan Top Global Limited terkait akuisisi 91,99% saham SMDM," ujar Dirut BSDE, Hermawan Wijaya, dalam pengumuman resminya.
Setelah transaksi ini selesai, BSDE akan menjadi pengendali dan pemegang saham terbesar SMDM. BSDE dan TGL telah menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat pada 31 Juli 2024.
Analisa Akuisisi
Tim Research Stockbit Sekuritas memperkirakan bahwa BSDE akan melaksanakan mandatory tender offer (MTO) terhadap sisa saham SMDM setelah proses akuisisi di harga Rp538 per saham. Nominal tersebut 47% lebih tinggi dari harga penutupan saham SMDM pada 1 Agustus 2024.
“Berdasarkan regulasi sendiri, harga MTO adalah harga tertinggi antara i) harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan saham SMDM dalam 90 hari terakhir sebelum pengumuman akuisisi; atau ii) harga akuisisi yang dibayarkan BSDE kepada TGL,” jelasnya dalam riset.
- Kebiasaan Sederhana Orang Kaya yang Bisa Diterapkan Sehari-Hari
- 5 Bahaya Minum Kopi Berlebihan, Bisa Rusak Organ Dalam
- Tips Diet Ampuh dan Sehat, Lakukan Ini Agar Perut Mengecil
Asal tahu saja, SMDM adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan real estat. Didirikan pada tahun 1989, perusahaan ini telah mengembangkan berbagai proyek, termasuk Rancamaya Golf Estate.
Transaksi ini mengimplikasikan harga akuisisi landbank milik SMDM sekitar Rp227 ribu per meter persegi, yang dianggap cukup murah. Namun, dibandingkan dengan valuasi BSDE saat ini yang diperdagangkan di 0,6x PBV, akuisisi SMDM dengan PBV yang lebih tinggi tampak mahal.
“Kami menilai manajemen BSDE mungkin melihat transaksi ini sebagai peluang untuk diversifikasi geografis bisnis mereka di luar Serpong. Akuisisi ini akan dibayar tunai, dengan BSDE memiliki kas sebesar Rp9,7 triliun per semester I-2024,” jelas Stockbit.
Berdasarkan laporan keuangannya pada semester I-2024, SMDM adalah perusahaan real estate yang memiliki total landbank seluas sekitar 1.130 hektar. Lahan-lahan tersebut meliputi 623 hektar di Bekasi dan Bogor, 461 hektar di Rancamaya, dan 45 hektar di Royal Tajur.
Selain itu, SMDM juga memiliki total area perizinan proyek seluas 2.198 hektar, yang terdiri dari 1.350 hektar di Harvest City, 780 hektar di Rancamaya Golf, dan 68 hektar di Royal Tajur. Pada semester I-2023 lalu, SMDM mencatat laba bersih sebesar Rp104 miliar.