IIMS 2024 Dibuka Hari Ini, PLN Perkuat Dukungan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia
BUMN

Tersengat ‘Listrik’, Laba PLN Lenyap Rp10,5 Triliun

  • Tulang punggung pendapatan PLN masih sama dengan tahun lalu, yakni penjualan tenaga listrik.

BUMN

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) harus berlapang dada, sebab keuntungan pada kuartal I-2024 harus berkurang sebanyak Rp10,52 triliun secara tahunan (year on year/yoy).

Pada kuartal I-2023, BUMN yang dinahkodai Darmawan Prasodjo ini mampu meraup Rp16,47 triliun. Namun pada periode yang sama tahun ini, laba bersih PLN ambrol 65,59% yoy jadi Rp5,51 triliun.

Mengutip laporan keuangan yang dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia, penurunan laba PLN justru bersamaan dengan kenaikan pendapatan. Berkat kenaikan penjualan di semua pos, pendapatan PLN terungkit 12,19% yoy menjadi Rp129,10 triliun dari semula Rp115,07 triliun.

Tulang punggung pendapatan PLN masih sama dengan tahun lalu, yakni penjualan tenaga listrik. Periode ini, pos tersebut menghasilkan Rp84,94 triliun dari Rp78,86 triliun per periode yang sama tahun lalu.

Disusul oleh pendapatan dari kompensasi senilai Rp23,57 triliun, subsidi listrik pemerintah, Rp17,65 triliun. Lalu, pendapatan lain-lain tercatat sebanyak Rp2,53 triliun dan penyambungan pelanggan berkontribusi sebesar Rp394,64 miliar.

Sayangnya, naiknya pendapatan juga diiringi dengan meningkatnya beban usaha. Tercatat, beban usaha pada kuartal I-2024 menebal 14,23% menjadi Rp114,23 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp100 triliun. 

Adapun dua pos yang paling banyak membebani beban usaha adalah bahan bakar dan pelumas yang menguras Rp41,55 triliun. Kemudian, pembelian tenaga Listrik juga mengambil porsi beban usaha senilai Rp42,92 triliun.

Selain beban usaha, liabilitas PLN juga meningkat jadi Rp676,66 triliun dibandingkan dengan Rp655 triliun pada akahir tahun 2023. Di sisi lain, ekuitas PLN menebal jadi Rp1.019 triliun dengan keseluruhan aset berjumlah Rp1.696 triliun.