Tersengat Sentimen Divestasi, Saham LINK Digembok BEI
- Saham LINK tercatat mengalami auto reject atas (ARA) dengan naik 24,53% ke level Rp2.310 hingga penutupan perdagangan sesi I Kamis (23/1/2025).
Bursa Saham
JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara atau suspensi perdagangan saham PT Link Net Tbk (LINK) mulai sesi I perdagangan Jumat 24 Januari 2025. BEI mengumumkan suspensi saham dilakukan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Link Net Tbk. (LINK).
"Sebagai bentuk perlindungan bagi Investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham LINK pada perdagangan tanggal 24 Januari 2025," tulis pengumuman otoritas bursa hari ini.
Penghentian sementara perdagangan saham LINK tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Tujuannya ialah memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham LINK.
"Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan," imbuh BEI.
Usut punya usut, saham Link Net sebelumnya terkena Unusual Market Activity (UMA) usai kabar divestasi Axiata sebesar Rp16 triliun naik ke permukaan. Kabar ini mengerek pergerakan saham LINK hingga menyentuh auto reject atas (ARA) pada penutupan perdagangan sesi I kemarin (23/1).
Saham LINK tercatat mengalami auto reject atas (ARA) dengan naik 24,53% ke level Rp2.310 hingga penutupan perdagangan sesi I Kamis (23/1). Pada harga tersebut, saham LINK sudah melesat 92,5% dari posisi akhir 2024 yang parkir di level Rp1.200 per saham.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Pande Made Kusuma Ari A. mengatakan telah terjadi peningkatan harga saham LINK di luar kebiasaan atau UMA.
"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal," kata BEI.
Tanggapan Manajemen
Dalam pernyataannya di keterbukaan informasi (23/1), manajemen LINK mengakui adanya rencana tersebut lantaran telah ada proses penjajakan pemegang saham Perseroan untuk mengakses investor potensial.
"Perseroan saat ini mengetahui adanya proses penjajakan pemegang saham Perseroan untuk mengakses investor potensial," tulis manajemen.
Namun, sampai dengan tanggal surat ini, Perseroan belum menerima informasi lain dari pemegang saham Perseroan mengenai hal tersebut dan belum terdapat hal yang signifikan atau material yang dilakukan.
"Dalam hal terdapat Informasi atau Fakta Material, Perseroan akan menyampaikan Keterbukaan Informasi kepada otoritas terkait dan masyarakat sesegera mungkin sesuai dengan peraturan pasar modal dan peraturan perundang- undangan yang berlaku," sebutnya.
Selain itu, manajemen juga menyampaikan bahwa belum terdapat informasi atau kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat mempengaruhi harga saham Perseroan.