Terserap 99,5 Persen, Simak Perincian Pos Belanja APBN 2022
- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan realisasi sementara belanja negara sepanjang 2022 tercatat sudah 99,5% dari pagu atau hampir seluruh alokasi belanja dapat terealisasikan. Adapun kenaikan terjadi di sejumlah komponen, seperti belanja perlindungan sosial.
Nasional
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan realisasi sementara belanja negara sepanjang 2022 tercatat sudah 99,5% dari pagu atau hampir seluruh alokasi belanja dapat terealisasikan. Adapun kenaikan terjadi di sejumlah komponen, seperti belanja perlindungan sosial.
Sri Mulyani menjelaskan, hingga 31 Desember 2022, realisasi belanja negara adalah senilai Rp3.090,7 triliun. Angka itu sudah terserap 99,5% dari target belanja 2022 senilai Rp3.106,4 triliun.
"Realisasi belanja negara mencapai Rp3.090,8 triliun atau meningkat 10,9 persen dari realisasi tahun 2021, sejalan dengan strategi kebijakan APBN yang berperan sebagai shock absorber. Anggaran belanja tersebut ditujukan untuk melindungi perekonomian dan masyarakat terhadap dampak risiko ketidakpastian global. Penyerapan belanja negara tersebut mencapai 99,5 persen dari Perpres 98/2022," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa pada Selasa 3 Januari 2023.
- 5 Ide Kegiatan di Waktu Senggang Agar Tetap Produktif
- Sri Mulyani Tegaskan Gaji Rp5 Juta Tidak Kena Pajak 5 Persen, Ini Hitungannya
- Jelang Perilisan Risalah The Fed, Nilai Kurs Rupiah Berpotensi Melemah Lagi
Menkeu merinci lebih lanjut, dari total realisasi 2022 sebanyak Rp2.274,5 triliun di antaranya merupakan belanja pemerintah pusat. Angka itu terdiri dari belanja kementerian dan lembaga (KL) senilai Rp1.079,3 triliun dan belanja non KL senilai Rp1.195,2 triliun.
Jumlah tersebut antara lain terdiri dari pembayaran bunga utang yang mencapai Rp386,3 triliun (95,2% dari Perpres 98/2022) dan subsidi energi dan kompensasi sebesar Rp551,2 triliun. Angka ini meningkat 192,7% dari realisasi tahun 2021, terutama dipengaruhi oleh lebih tingginya harga ICP dan konsumsi BBM dan Listrik yang meningkat.
Bendahara negara ini juga melaporkan, bahwa belanja modal pada 2022 tercatat senilai Rp238,8 triliun atau turun tipis 0,3% dari total realisasi 2021 senilai Rp239,7 triliun. Kontraksi itu terjadi karena adanya realisasi atas penyelesaian proyek infrastruktur 2020 yang dibayarkan pada 2021 (carry over) senilai Rp18,5 triliun.
Namun untuk belanja subsidi dan kompensasi sepanjang 2022 tercatat mencapai Rp551,2 triliun, terdiri dari subsidi energi Rp171,9 triliun dan potensi kompensasi Rp379,3 triliun. Total belanja itu meningkat dari perkiraan awal dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98/2022 yakni Rp502,4 triliun.