Tersisa Rp1,5 Triliun, 2 Hal Ini Bikin BRI Setop Terbitkan Green Bond 2022
- BRI melihat uku bunga global diproyeksikan akan mulai turun di akhir tahun 2024 sehingga dapat memengaruhi cost of fund penerbitan surat berharga.
Perbankan
JAKARTA – Salah satu bank terbesar di Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengumumkan penghentian penawaran umum Obligasi Berwawasan Lingkungan berkelanjutan 1 Bank BRI Tahun 2022.
“Bersama ini kami sampaikan bahwa Perseroan melakukan penghentian penerbitan Penawaran Umum Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahun 2022,” tulis BRI, dikutip Senin 14 Juli 2024.
Dalam pengumumannya di Bursa Efek Indonesia, sisa plafon obligasi tersebut berjumlah Rp1,5 triliun. Manajemen mengungkapkan, penghentian tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, suku bunga global diproyeksikan akan mulai turun di akhir tahun 2024 sehingga dapat memengaruhi cost of fund penerbitan surat berharga.
Oleh karena itu, penerbitan instrumen jangka panjang saat ini dinilai kurang optimal bagi Perseroan. Kedua, pengelolaan aset treasury yang jatuh tempo di tahun 2024 akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas kegiatan usaha Perseroan.
Obligasi ini pertama kali diterbitkan pada 12 Juli 2022 dan dihentikan pada 12 Juli 2024. Sepanjang dua tahun tersebut, BRI telah menerbitkan obligasi ini sebanyak tiga kali.
Penerbitan tahap I dilakukan pada 20 Juli 2022 dengan total emisi Rp5 triliun. Lalu selanjutnya penerbitan tahap II dilakukan pada 17 Oktober 2023 senilai Rp6 triliun, dan terakhir pada 20 Maret 2024 dengan emisis sebesar Rp2,5 triliun.
Dari ketiga penerbitan, jumlah emisi yang diterbitkan adalah Rp13,5 triliun dari plafon Rp15 triliun.
Dalam kesempatan berbeda, SEVP Treasury & Global Services BRI Achmad Royadi mengatakan, seluruh dana yang diperoleh dari green bond ini akan digunakan untuk pembiayaan maupun membiayai kembali kegiatan dalam kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan dan untuk kegiatan modal kerja.
“Green Bond merupakan upaya BRI dalam mendukung sustainability ataupun keberlanjutan kehidupan manusia serta mendorong tingkat kemakmuran ataupun prosperity. Masyarakat dapat turut serta bersama BRI dengan menjadi investor green bond untuk mendorong terciptanya pola bisnis berkelanjutan di dalam negeri,” ujarnya Rabu 6 Maret 2024.
Proyeksi Saham
Trimegah Sekuritas, dalam risetnya yang mengulas kinerja keuangan BBRI hingga Mei 2024, mencatat adanya perbaikan secara keseluruhan dalam performa bulanan BBRI dengan pertumbuhan pendapatan.
Meskipun peningkatan provisi masih mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan, laba bersih BBRI diperkirakan dapat tumbuh sekitar 8,8% hingga Mei tahun ini, melampaui ekspektasi sekitar 5% untuk tahun ini.
Riset tersebut juga mencatat bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempertimbangkan untuk memperpanjang stimulus restrukturisasi kredit hingga 2025, yang diharapkan akan menjadi sentimen positif bagi saham BBRI.
Trimegah Sekuritas menambahkan bahwa biaya kredit BBRI diperkirakan akan menjadi lebih longgar pada paruh kedua tahun ini, seiring dengan upaya perseroan untuk meningkatkan kualitas aset melalui restrukturisasi.
Dengan berbagai faktor tersebut, Trimegah Sekuritas mempertahankan rekomendasinya untuk beli saham BBRI dengan target harga Rp6.000. Saat ini, saham BBRI dinilai sangat menarik dengan harga sekitar Rp4.400, yang menawarkan yield dividen setara dengan 7,3%.