Laporan kuartal perusahaan Meta Platforms Inc menunjukkan hasil yang beragam.
Dunia

Tertekan Ancaman Resesi, Pendapatan Meta Platforms Ditaksir Turun pada Kuartal III-2022

  • Meta Platforms Inc melaporkan penurunan pendapatan kuartalan pertama pada hari Rabu, 27 Juli lalu.

Dunia

Fadel Surur

CALIFORNIA - Meta Platforms Inc. melaporkan proyeksi penurunan pendapatan secara kuartalan pada hari Rabu, 27 Juli lalu.

Penurunan yang terjadi diperkirakan berasal dari kekhawatiran resesi dan tekanan kompetitif yang membebani penjualan iklan digitalnya. 

Perusahaan memperkirakan pendapatan kuartal ketiga akan turun menjadi US$26 miliar dan US$28,5 miliar atau sekitar Rp388 triliun dan Rp425,3 triliun (asumsi kurs Rp14.924 per dolar AS). Penurunan itu akan menjadi penurunan year-over-year kedua berturut-turut yang dicatat oleh perusahaan. 

Total pendapatan, terdiri dari penjualan iklan, pada periode ini mengalami penurunan 1% menjadi US$28,8 miliar (Rp429 triliun) dari US$29,1 miliar (Rp434,4 triliun) pada tahun lalu. 

Angka tersebut sedikit meleset dari proyeksi Wall Street sebesar US$28,9 miliar (Rp431,3 triliun), menurut Refinitiv. Dengan kinerja keuangan yang kurang ciamik, saham perusahaan yang berbasis di California juga ikut turun sekitar 4,6% dalam perdagangan yang diperpanjang, seperti dikutip dari Reuters.

 

Untuk laporan mengenai pertumbuhan pengguna, perusahaan itu mencatatkan hasil yang beragam. Pengguna aktif bulanan di jejaring sosial unggulan Facebook berada sedikit di bawah ekspektasi analis sebesar 2,93 miliar pada kuartal kedua atau meningkat 1%. 

Sementara itu, pengguna aktif harian dengan mudah melewati perkiraan sebesar 1,97 miliar. Seperti banyak perusahaan global, Meta menghadapi beberapa tekanan pendapatan dari dolar yang menguat, karena penjualan dalam mata uang asing berkurang dalam dolar.

Berdasarkan nilai tukar saat ini, Meta mengatakan pihaknya memperkirakan pendapatan akan bertumbuh sebesar 6% pada kuartal ketiga.

Di tengah tekanan ekonomi, bisnis inti Meta juga mengalami tekanan karena bersaing dengan aplikasi video pendek TikTok untuk waktu pengguna. Meta juga harus menyesuaikan bisnis iklannya dengan kontrol privasi yang diluncurkan oleh Apple Inc tahun lalu.

Hasilnya, perusahaan secara bersamaan melakukan beberapa perombakan mahal, memperbarui aplikasi intinya dan meningkatkan penargetan iklannya dengan AI. Perusahaan juga melakukan investasi besar-besaran dalam taruhan jangka panjang pada perangkat keras dan perangkat lunak "metaverse".

Eksekutif Meta menambahkan bahwa Reels, produk video pendek Meta yang semakin banyak dimasukkan untuk bersaing dengan TikTok, menghasilkan pendapatan lebih dari US$1 miliar (Rp14,9 triliun) per tahun.

Namun, Reels dianggap mematikan konten yang lebih menguntungkan yang dapat dilihat pengguna dan akan terus menjadi penghambat keuntungan hingga 2022 sebelum akhirnya meningkatkan pendapatan. 

Pada hari Senin, 25 Juli kemarin, dua pengguna terbesar Instagram, Kim Kardashian dan Kylie Jenner, meminta perusahaan untuk tidak semakin beralih meniru TikTok. Keduanya meminta Instagram untuk kembali menjadi Instagram yang sebenarnya.