<p>Foto:  Ptba.co.id</p>
Korporasi

Tertekan Permintaan Global, Laba Bersih Bukit Asam Masih Naik 38,04 Persen pada Semester I-2021

  • Meski tertekan permintaan global, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat laba bersih sebesar Rp1,77 triliun, atau naik 38,04% dari Rp1,28 triliun laba tahun lalu (yoy).

Korporasi

Daniel Deha

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat kinerja keuangan moncer di tengah tekanan pandemi COVID-19. Meski tertekan permintaan global untuk produk dan jasa serta rantai pasokan, perusahaan tetap mencetak rekor positif.

Berdasarkan laporan keuangan interim yang dirilis hari ini, hingga Juni 2021, perusahaan mencetak laba bersih emiten sebesar Rp1,77 triliun, atau naik 38,04% dari Rp1,28 triliun laba tahun lalu (yoy).

PTBA juga mencatat laba kotor sebesar Rp3,54 triliun (year on year), naik 39,3% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,54 triliun.

Di sisi lain, perseroan juga mencatat laba sebelum pajak penghasilan, bunga, dan amortasi sebesar Rp2,35 triliun, naik cukup tajam dari periode tahun lalu Rp1,78 triliun.

Sementara untuk laba usaha sebesar Rp2,32 triliun, naik 68,1% secara tahunan dari Rp1,38 triliun tahun lalu. Secara tahunan, laba per saham dasar dan dilusian emiten menjadi Rp159 dari Rp115.

Laba penambang batu bara ini ditopang oleh tingginya penjualan komoditas dan harga batu bara global yang terus membaik selama enam bulan pertama tahun ini.

Dari penjualan tersebut, Bukit Asam mengumpulkan pendapatan moncer sebesar Rp10,29 triliun, naik dari periode tahun lalu Rp9,01 triliun.

Meski begitu kenaikan pendapatan turut mengerek sejumlah beban perusahaan. Beban pokok pendapatan, misalnya, naik menjadi Rp6,74 triliun dari Rp6,46 triliun tahun lalu (yoy). Demikian halnya dengan beban penjualan yang meningkat menjadi Rp451,78 miliar dari Rp341,84 miliar.

Hingga 30 Juni, jumlah liabilitas perusahaan tercatat sebesar Rp9,53 triliun yang terdiri dari Rp5,47 triliun untuk liabilitas jangka pendek dan Rp4,06 triliun untuk liabilitas jangka panjang. Sementara ekuitas berjumlah Rp17,50 triliun, sehingga total aset PTBA mencapai Rp27,04 triliun.

Sementara itu, kas dan setara kas pada akhir periode hingga Juni 2021 tercatat sebesar Rp2,47 triliun, turun 71,4% dari Rp8,64 triliun pada periode tahun lalu.

Pada perdagangan Rabu ini, saham PTBA terlihat menghijau naik 3,32% ke level harga Rp2,180 per lembar.

Sejak awal pandemi, perusahaan cukup terpukul karena berdampak pada proses bisnis grup, antara lain, permintaan global untuk produk dan jasa serta rantai pasokan.

Meski demikian, perusahaan terus berupaya mempertahankan kegiatan operasional dan terus berfokus untuk tetap efisien serta melindungi kesehatan dan keselamatan para pegawainya.