Rekreasi wisata Bukit Sakura Lampung
Dunia

Tertinggi Sejak 1991, Inflasi Jepang Capai 2,8 Persen

  • Inflasi jepang meningkat cepat setelah stabil selama kurang lebih tiga dekade. Inflasi disebabkan oleh kenaikan biaya energi dan makanan olahan dari tahun ke tahun
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

TOKYO - Inflasi jepang meningkat cepat setelah stabil selama kurang lebih tiga dekade. Inflasi disebabkan oleh kenaikan biaya energi dan makanan olahan dari tahun ke tahun.

Tak hanya itu, tingginya harga listrik dibanding biaya telepon seluler juga ikut berkontribusi pada percepatan inflasi. Berdasarkan laporan Bloomberg pada Selasa, 20 September 2022, Indeks Harga Konsumen (IHK) Jepang naik hingga 2,8%. 

Namun, laporan kementerian dalam negeri Jepang menyebut bahwa IHK ini tak termasuk harga makanan segar.

Sebelumnya, sejumlah analis telah memperkirakan adanya kenaikan IHK hingga 2,7%. Angka itu diprediksi sebagai yang terkuat sejak 1991, sebelum efek kenaikan penjualan.

Kondisi ini membuat bank sentral jepang harus putar otak lantaran harus melanjutkan stimulus moneter saat inflasi jauh di atas targetnya, yakni 2%.

Meski demikian, Bank sentral Jepang (Boj) pada akhirnya akan mengubah kebijakannya pada Kamis ini. Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda telah berulang kali mengatakan, bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada level terendah sampai kenaikan upah yang solid membuat inflasi lebih berkelanjutan.

Kuroda bertekad bahwa Bank Sentral Jepang akan tetap pada stimulusnya. Sementara bank sentral ain seperti he Fed, Bank of England, dan Swiss National Bank kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuannya pada minggu ini.

Sayangnya, kenaikan harga selain makanan segar dan energi terus memberi tekanan pada Bank Sentral Jepang untuk melakukan stimulus.

Pada Oktober ini, data survey dari Teikoku Databank mengebut ada 6.532 item makanan diperkirakan akan naik. Sebelumnya pada Agustus, tercatat ada 2.493 item yang naik. Kemudian pada September, ada setikdaknya  2.424 item kembali mengalami kenaikan.