<p>Ilustrasi industri manufaktur di pabrik saat menghadapi era new normal. / Kemenperin.go.id</p>
Industri

Tertinggi Sejak 2011, PMI Manufaktur Maret Melesat ke 53,2

  • JAKARTA – Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia melesat tinggi ke posisi 53,2 pada Maret 2021. Angka ini meningkat dari posisi Februari 2021 yang sebesar 50,9. PMI adalah indikator ekonomi yang didapat lewat survei terhadap sejumlah manajer pembelian (purchasing manager) di berbagai sektor bisnis. Angka indeks PMI yang tinggi, dapat diartikan pelaku sektor bisnis tersebut optimistis […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia melesat tinggi ke posisi 53,2 pada Maret 2021. Angka ini meningkat dari posisi Februari 2021 yang sebesar 50,9.

PMI adalah indikator ekonomi yang didapat lewat survei terhadap sejumlah manajer pembelian (purchasing manager) di berbagai sektor bisnis.

Angka indeks PMI yang tinggi, dapat diartikan pelaku sektor bisnis tersebut optimistis terhadap keadaan perekonomian ke depan.

Angka yang menunjukkan di atas 50,0, berarti ekonomi sedang dalam situasi ekspansif. Sebaliknya, angka yang berada di bawah 50,0 berarti tengah lesu atau terkontraksi.

Nah, PMI Indonesia kali ini dilaporkan oleh IHS Markit sebagai angka perolehan tertinggi sejak 2011. Faktor pendorongnya didukung oleh kenaikan permintaan sehingga memacu penambahan produksi di sektor manufaktur.

“Produksi naik karena didorong oleh permintaan baru,” ujar laporan IHS Markit, Kamis, 1 April 2021. Hasil yang positif ini pun diharapkan bisa berlanjut sehingga tren ekonomi semakin membaik.

Sebab, apabila kapasitas produksi bertambah, ini juga akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Sepanjang tahun lalu saja, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah mencatat penyerapan tenaga kerja mencapai 1.56.361 pekerja.

Angka ini naik 10,5% year-on-year (yoy) dari pencapaian periode yang sama tahun 2019 yang sebanyak 1.033.835 tenaga kerja.

Di samping itu, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja sepanjang 2020 juga tercatat lebih tinggi 7,13% yoy dari realisasi 2018 sebanyak 960.052 tenaga kerja.