Terus Digenjot, Ekspor Makanan Olahan Naik 7,9 Persen
JAKARTA – Kementerian Perdagangan terus mencari strategi untuk memacu ekspor makanan olahan di tengah pandemi COVID-19. Ekspor produk-produk Indonesia dinilai masih memiliki peluang meningkat. Kemudian juga dapat memasuki pasar baru di negara lain yang belum bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Untuk mengetahui kendala dan peluang ekspor makanan olahan, Kemendag berdialog dengan PT Garudafood Putra Putri Jaya […]
Industri
JAKARTA – Kementerian Perdagangan terus mencari strategi untuk memacu ekspor makanan olahan di tengah pandemi COVID-19. Ekspor produk-produk Indonesia dinilai masih memiliki peluang meningkat. Kemudian juga dapat memasuki pasar baru di negara lain yang belum bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.
Untuk mengetahui kendala dan peluang ekspor makanan olahan, Kemendag berdialog dengan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) sebagai salah satu produsen makanan olahan dalam negeri.
“Dengan informasi yang didapatkan secara langsung dari para eksportir, kami bisa mendalami hambatan-hambatan yang dihadapi di lapangan. Dan juga menjadikannya sebagai dasar penyusunan kebijakan dan pengelolaan informasi pasar,” kata Kasan, Rabu, 17 Juni 2020. Dia adalah Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Dalam pertemuan tersebut, para perwakilan perdagangan di luar negeri, yaitu Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) menyatakan kesiapannya membantu para pelaku usaha.
Mencari Buyer
Terutama untuk meningkatkan kinerja ekspor nasional, antara lain dengan mencarikan buyer dan distributor di negara bersangkutan. Serta membantu branding merek lokal yang sudah mengglobal.
“Para perwakilan perdagangan juga harus mengetahui produk yang dibawa para distributor sehingga dapat disesuaikan dengan pasar ekspornya berdasarkan permintaan dan pemetaan pasar,” tambah Kasan.
Selain melakukan promosi ekspor dan penjajakan kesepakatan dagang (business matching) secara virtual melalui perwakilan perdagangan, Kemendag juga menyelenggarakan pelatihan ekspor secara virtual dan peningkatan pelayanan informasi ekspor.
“Kami berharap pelaku usaha tetap optimis terus menggenjot ekspor makanan olahan Indonesia,” jelas Kasan.
Kinerja Ekspor
GOOD sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman ringan. Produk-produk utamanya antara lain kacang, cokelat, biskuit, dan pengolahan susu. Perusahaan ini telah berhasil memasarkan produknya ke lebih dari 20 negara dengan fokus pada negara-negara ASEAN, Tiongkok, dan India.
Menurut catatan Kemendag, pada periode Januari hingga April 2020, neraca perdagangan Indonesia menunjukkan surplus sebesar US$2,2 miliar. Sementara itu, untuk produk makanan olahan, pada periode Januari – April 2020, nilai ekspor tercatat sebesar US% 1,32 miliar. Nilai itu meningkat 7,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Capaian kinerja perdagangan ini cukup menggembirakan di tengah pandemi yang melanda hampir seluruh negara di dunia.”
Negara tujuan ekspor produk makanan olahan RI pada Januari–April 2020 yaitu AS sebesar US$ 293,6 juta (dengan pangsa pasar 22,11%). Kemudian, Filipina US$ 161,4 juta (12,15%), Malaysia US$ 101,6 juta (7,65%), Singapura US$ 74,9 juta (5,64%), dan Jepang US$ 71,9 juta (5,41%).