<p>Ilustrasi digital banking BRI / Dok. BRI</p>
Industri

Terus Genjot Digitalisasi, BRI Perketat Keamanan Siber

  • JAKARTA – Perbankan saat ini dihadapkan dengan sistem digitalisasi untuk mempermudah layanan dan operasional. Kendati demikian, risiko keamanan digital turut menghantui kecanggihan tersebut. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI yang merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia, mengaku terus memperhatikan keamanan perbankan. Salah satu upaya dilakukan melalui dukungan terhadap Komite Kerja Cyber Security […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Perbankan saat ini dihadapkan dengan sistem digitalisasi untuk mempermudah layanan dan operasional. Kendati demikian, risiko keamanan digital turut menghantui kecanggihan tersebut.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI yang merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia, mengaku terus memperhatikan keamanan perbankan.

Salah satu upaya dilakukan melalui dukungan terhadap Komite Kerja Cyber Security oleh Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas) di Jakarta.

Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi BRI Indra Utoyo mengatakan, keberadaan komite kerja tersebutbertujuan memerangi kejahatan siber (cyber crime) yang kerap menyerang industri perbankan di Indonesia.

“Kerja sama antarbank untuk melawan kejahatan siber sangat diperlukan, apalagi di tengah segala keterbatasan yang muncul akibat pandemi,” kata Indra dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Jumat, 16 Oktober 2020.

Menurutnya, situasi ini juga berdampak positif, misalnya pada transaksi dan penggunaan kanal digital yang terus melonjak.

Dari sisi layanan, perbankan saat ini pun lebih fleksibel karena pelayanan tak lagi harus dilakukan di kantor, tetapi bisa bergeser ke gawai masing-masing nasabah.

Pihaknya pun senantiasa melakukan edukasi dan sosialisasi kepada nasabah agar kesadaran terhadap kerahasiaan data pribadi semakin meningkat.

Cara Kerja Digital

Tak hanya pelayanan, BRI juga menerapkan cara kerja baru perusahaan. Terpisah, Direktur Human Capital BRI Herdy R. Rahman mengungkapkan, ke depan tidak menutup kemungkinan akan banyak perusahaan yang melanjutkan sistem kerja work from home (WFH) terhadap karyawan.

“BRI sendiri memiliki cara kerja baru yang sesuai dengan protokol kesehatan sehingga karyawan dapat terus produktif melalui teknologi digital,” ungkapnya dalam sebuah acara daring, 15 Oktober 2020.

Ia menjelaskan, perusahaannya telah menerapkan flexible working dari sisi tempat maupun waktu. Salah satunya dengan menyediakan alternatif tempat kerja atau co-working space BRILiaN Center di sejumlah tempat, yakni Bogor, BSD, Bintaro, dan lain-lain.

“Tempat kerja yang dekat dengan area tempat tinggal karyawan. Jadi, mereka yang rumahnya di Bogor tidak harus ke Jakarta,” ungkapnya.

Selain itu, disediakan pula aplikasi BRILiaN dengan fitur BRI Community untuk memonitor pekerjaan anggota dalam suatu tim.

“BRI menjalankan team based working atau agile organization sehingga seorang staff dapat mengerjakan projectnya dengan team leader yang berbeda,” kata Herdy.

Ia juga mengaku, BRI memanfaatkan fasilitas online baik untuk rapat kerja, performance reviewmaupun koordinasi lainnya.

Saat ini, tuntutan yang dihadapi bank semakin bertambah, seperti cross industry partnership, kolaborasi dengan financial technology, credit scoring analytics, platform kredit secara online, dan pembayaran digital.

“Oleh karena itu, talenta perbankan harus bisa beradaptasi dengan perubahan antara sistem perbankan lama dengan yang baru,” tambahnya.

Diketahui, saat ini karyawan BRI Group sendiri secara keseluruhan berjumlah lebih dari 134.000 orang. Mayoritas atau sebanyak 78% karyawan didominasi oleh generasi milenial, 16% oleh Gen X, 5% oleh Gen Z, dan 1% oleh Boomers.