<p>mata uang kripto ethereum / pixabay.com</p>
Industri

Terus Molonjak, Ethereum Sentuh Rp20 Juta per Koin

  • Aset kripto Ethereum mengalami kenaikan harga yang signifikan di awal 2021. Pada Rabu, 20 Januari 2021, harga Ethereum bahkan sudah menembus level tertinggi Rp20 juta per Ethereum.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Aset kripto Ethereum mengalami kenaikan harga yang signifikan di awal 2021. Pada Rabu, 20 Januari 2021, harga Ethereum bahkan sudah menembus level tertinggi Rp20 juta per Ethereum.

Ethereum sendiri pada awal mula peluncurannya di 2015 masih seharga Rp40 ribu per koin. Namun seiring berjalannya waktu, harga Etherium terus bertumbuh hingga kini telah melonjak 10 kali lipat.

Sebagai catatan, di awal 2020, harga Etherium masih Rp1,8 juta. Harganya kemudian terus naik dan akhirnya menembus rekor Rp20 juta.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengungkapkan kenaikan harga Ethereum yang sangat signifikan terjadi karena aset kripto tersebut sedang masa pengembangan untuk menjadi Ethereum 2.0. Adapun fase evolusi menjadi Ethereum 2.0 sudah dimulai pada akhir Desember 2020 lalu.

“Ethereum sendiri banyak diramalkan sebagai pengganti Bitcoin pada awal mula peluncurannya karena melengkapi kelemahan jaringan blockchain Bitcoin yang hanya berfungsi sebagai store of value” kata Oscar Darmawan, Rabu, 20 Januari 2021.

Perlu dicatat, Ethereum dikembangkan oleh perusahaan Ethereum Foundation dan diciptakan oleh Vitalik Buterin pada usia 19 tahun. Saat ini, Ethereum merupakan perusahaan blockchain paling berkembang dengan fitur kontrak pintar yang memungkinkan developer membangun aplikasi di atas Ethereum.

Ethereum sendiri memiliki lini bisnis penggunaan platform jaringan yang melahirkan banyak aset kripto. Dalam fase upgrade ini, Ethereum merombak jaringannya menjadi lebih efisien, murah, dan cepat.

Selain itu, Ethereum juga akan mengubah skemanya. Saat ini, untuk mendapatkan Ethereum yaitu dengan cara ditambang (mining) sama seperti Bitcoin. Nantinya, setelah upgrade menjadi Ethereum 2.0 selesai, Ethereum didapat tidak lagi dengan cara ditambang tetapi melalui staking atau penjaminan.

Dalam staking hanya membutuhkan laptop biasa dan jaringan internet. Sehingga, untuk mendapatkan Ethereum, tidak perlu lagi dengan unit komputer yang mahal dan mengeluarkan banyak biaya listrik. Hal ini membuat Ethereum kedepannya lebih “green” dan lebih “ecofriendly” dibandingkan Bitcoin.

Evolusi Ethereum 2.0 sendiri dilakukan secara bertahap. Dalam peluncuran Ethereum 2.0 phase 0 akhir 2020 lalu, sekitar ratusan juta dolar pasokan Ethereum telah dikunci. Cara ini dilakukan untuk mengurangi pasokan Ethereum sebagai langkah menstabilkan harganya.

Kekurangan Ethereum dibandingkan Bitcoin adalah suplainya yang tidak terbatas. Bitcoin hanya memiliki pasokan 21 juta saja. Sedangkan Ethereum tidak terbatas.

“Namun, dengan evolusi ini ada sejumlah limit yang dikunci karena digunakan untuk penciptaan Ethereum. Jika pasokan Ethereum berkurang dan permintaannya terus bertambah, maka harga Ethereum meningkat,” sebutnya.

Kemudian dia juga menyebutkan, besar kemungkinan harga Ethereum bisa terus melambung karena proses upgrade ini masih terus dilakukan. Menurutnya, launching Ethereum 2.0 phase 1 juga akan mengurangi limit Ethereum. Ini sesuai yang diramalkan oleh para analis ekonomi dari Amerika Serikat.

Meskipun harga Ethereum sudah tinggi, masyarakat Indonesia tetap bisa berinvestasi dan melakukan trading aset kripto tersebut dengan modal mulai dari Rp10 ribu karena Ethereum bisa ditransaksikan dalam desimal.

Di Indonesia, untuk transaksi jual beli aset kripto seperti Ethereum bisa menggunakan dua startup populer di Indonesia yaitu Bitcoin.co.id atau dikenal dengan Bitcoin Indonesia dan melalui latform trading Indodax.

“Karena di Indodax aset kripto dijual dengan pecahan desimal dengan pecahan terkecil Rp10 ribu. Siapa saja bisa berinvestasi aset kripto dengan mudah dan murah,” tutup Oscar Darmawan.