<p>Bos mobil listrik Tesla, Elon Musk / Reuters</p>
Dunia

Tesla Dihapus dari Indeks ESG S&P 500, Ini Alasannya

  • Saham perusahaan produsen mobil listrik Tesla Inc dihapus dari indeks S&P 500 ESG menyusul beberapa tuduhan terhadap perusahaan milik Elon Musk itu.

Dunia

Fadel Surur

SAN FRANCISCO - Saham perusahaan mobil listrik Tesla Inc dihapus dari indeks S&P 500 ESG menyusul beberapa tuduhan terhadap perusahaan milik Elon Musk itu.

Tuduhan yang dilayangkan kepada perusahaan mencakup diskriminasi rasial dan kecelakaan pada kendaraan autopilot mereka, menurut seorang eksekutif Indeks S&P Dow Jones pada Reuters.

Pada hari Rabu, 18 Mei lalu, regulator keselamatan AS membuka penyelidikan terkait kecelakaan khusus terhadap kecelakaan Tesla bulan ini di California. Mereka juga menyelidiki lebih dari 30 kecelakaan lainnya yang melibatkan sistem bantuan pengemudi canggih.

Sedangkan pada bulan Februari lalu, sebuah agen negara bagian California menggugat Tesla atas tuduhan oleh pekerja kulit hitam. Dalam gugatan itu, disebutkan bahwa perusahaan menoleransi diskriminasi rasial di pabrik perakitan, menambah klaim yang dibuat dalam beberapa tuntutan hukum lainnya.

Perubahan pada indeks menunjukkan perdebatan mengenai penilaian kinerja perusahaan dalam masalah lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).

Menurut kepala indeks ESG dari Indeks S&P Dow Jones untuk Amerika Utara, Margaret Dorn, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penghapusan Tesla dari indeks ESG.

Salah satu penyebabnya dipengaruhi oleh kurangnya detail yang dipublikasi pihak Tesla mengenai strategi rendah karbon atau kode perilaku bisnisnya.

Menurutnya, Tesla yang dibayangi masalah dan dianggap kurang terbuka terhadap rekan-rekan industri menjadi sumber kekhawatiran investor.

“Anda tidak bisa langsung percaya pernyataan mengenai misi perusahaan, Anda harus melihat praktik mereka di semua dimensi kunci itu,” katanya. 

Menanggapi itu, CEO Tesla, Elon Musk mengaku kecewa dan menyebut ESG sebagai penipu melalui kicauan di Twitter.

Ia juga menyoroti perusahaan Exxon yang masuk peringkat sepuluh terbaik di dunia untuk ESG oleh S&P 500, sementara Tesla tidak masuk daftar.

Dalam daftar itu, Exxon berada di peringkat sepuluh besar terbaik di dunia untuk ESG oleh S&P 500 dan Tesla tidak masuk.

Exxon kini menyumbang 1,443% dari bobot indeks tersebut dengan yang terbesar oleh Apple Inc dengan 9,657%.

Sebelumnya, pihak Tesla telah menyebut bahwa metodologi yang diterapkan ESG cacat secara fundamental.

Menurut sebuah pengumuman, indeks itu juga menambahkan Twitter yang akan segera menjadi milik Elon dan penyulingan minyak Phillips 66 (PSX.N). 

Selama ini, Tesla telah menjadi perusahaan mobil paling berharga dengan mempelopori kendaraan listrik dan memperluas penyimpanan baterai untuk listrik dan sistem tenaga surya.

Kekhawatiran yang Muncul

Isu-isu semacam keragaman dan perubahan iklim menjadi kekhawatiran bagi investor yang menggunakan kriteria ESG dalam memilih saham dan menggelontorkan dana miliaran dolar. 

Hal ini justru menghadirkan perdebatan mengenai tingkat efektivitas dalam mendorong perubahan. Atau apakah mereka terlalu mendorong perusahaan pada isu-isu yang seharusnya diselesaikan dengan kebijakan pemerintah.

Sebelumnya, Elon dan yang lainnya telah mengeluhkan perusahaan dan para pesaingnya yang mencampur banyak masalah dengan menggabungkan isu ESG menjadi satu penilaian.

Menurut Dorn, nilai ESG Tesla mengalami penurunan dari nilai 22 yang diterima tahun lalu. Pada saat yang sama, skor rata-rata di antara pembuat mobil lainnya meningkat. 

Hasilnya mendorong Tesla keluar dari indeks ESG karena aturan yang melarang memasukkan kinerja kuartil terendah.

Di antara lembaga pemeringkat ESG besar lainnya, MSCI Inc (MSCI.N) memberi Tesla peringkat ESG "rata-rata". 

Sementara unit Sustainalytics dari Morningstar Inc memberi Tesla peringkat "risiko sedang", menurut situs web perusahaan.

Dorn mengatakan bahwa indeks tersebut bertujuan untuk menjaga agar industri tetap berbobot sama dalam indeks S&P Reguler dan meningkatkan profil keberlanjutan secara keseluruhan.

Dalam praktiknya, berarti perusahaan minyak dapat dipertahankan sedangkan pemain besar seperti induk Facebook, Meta Platforms dan Wells Fargo & Co. dapat ditinggalkan.