Tetap Semangat! Sektor Ritel Dinilai akan Kembali Bangkit
JAKARTA-Pandemi COVID-19 telah mengubah pola hidup masyarakat. Seluruh aktifitas semaksimal mungkin dilakukan lewat virtual alias online, termasuk dalam berbelanja. Kendati demikian, kondisi itu tak membuat fungsi pusat ritel dan mal tergeserkan. Director Research Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan pusat perbelanjaan di Indonesia akan terus dilihat. Tidak hanya sebagai tempat berbelanja, namun fungsi mal lebih […]
Industri
JAKARTA-Pandemi COVID-19 telah mengubah pola hidup masyarakat. Seluruh aktifitas semaksimal mungkin dilakukan lewat virtual alias online, termasuk dalam berbelanja. Kendati demikian, kondisi itu tak membuat fungsi pusat ritel dan mal tergeserkan.
Director Research Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan pusat perbelanjaan di Indonesia akan terus dilihat. Tidak hanya sebagai tempat berbelanja, namun fungsi mal lebih daripada itu. Misalnya untuk tempat aktivitas bisnis dan tempat rekreasi.
“Kami meyakini, fungsi mal sebagai rumah kedua bagi warga tidak akan tergantikan dalam waktu dekat. Oleh karena itu, kami optimistis setelah pandemi ini terlewati, sektor properti ritel akan bangkit kembali seperti semula,” kata Anton dalam siaran persnya di Jakarta, Senin, 31 Agustus 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurut Anton, aktivitas belanja dan rekreasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat hampir di seluruh kota metropolitan di dunia dan tentunya tak terkecuali di Jakarta.
“Saat ini, sektor ritel telah berubah dari industri tradisional menjadi industri modern selama beberapa dekade terakhir, sebagaimana tercermin dalam evolusi pusat perbelanjaan atau mal,” tutur Anton.
Dia menyebutkan adanya kebijakan pemerintah yang membatasi jarak sosial serta protokol lainnya, membuat konsumen tetap berhati-hati dalam berbelanja ataupun bepergian ke mal. Pemilik pusat belanja dan tenant (penyewa) menyadari hal itu dan bisa mempengaruhi keberlanjutan bisnis mereka.
Anton mengungkapkan pandemi ini telah membuat penyewa dan pemilik pusat perbelanjaan dalam ketidakpastian dan bertanya-tanya bagaimana situasi akan kembali normal di masa mendatang.
Oleh karena itu, Anton menyampaikan perlu adanya sinergisitas antara penyewa dan pemilik mal. Hal ini ini perlu dilakukan dan membuat terobosan inovasi yang menarik bagi pengunjung.
“Kami percaya cara terbaik untuk keluar dari situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini adalah dengan menciptakan sinergisitas antara pemilik mal dan penyewa, sambil mengadopsi terobosan inovatif untuk membuat pengunjung tetap datang ke mal dan melakukan pengeluaran,” ujarnya.