Teten Minta BUMN Bantu UMKM, Erick Bilang Itu Wajib
Teten sangat berharap perusahaan BUMN dapat menjadi offtaker dan dapat menampung produk-produk koperasi, petani, nelayan, UKM produsen, maupun kelompok tani dan Gapoktan.
Industri
JAKARTA– Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian BUMN berkolaborasi dalam upaya membantu pemulihan dan mengembangkan koperasi dan UMKM akibat dampak dari pandemi COVID-19. Kesepakatan bersama tersebut ditandatangani Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Menteri BUMN Erick Thohir, di Jakarta, Jumat 14 Agustus 2020
“Penandatanganan kolaborasi ini terkait pengembangan dan pembinaan koperasi dan UMKM di Indonesia,” kata Teten, dalam sambutannya.
Baginya, ruang lingkup kesepakatan ini meliputi pendampingan dan pengembangan SDM, penyediaan bahan baku, logistik, dan pemasaran melalui digital platform. Terutama dalam hal pengembangan dan pembinaan KUMKM.
“Penandatanganan kesepakatan ini diharapkan menjadi payung hukum. Sehingga mendorong perusahaan BUMN untuk turut mendukung pengembangan dan pembinaan KUMKM di Indonesia melalui platform digital,” ujarnya.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Terlebih, Teten sangat berharap perusahaan BUMN dapat menjadi offtaker dan dapat menampung produk-produk koperasi, petani, nelayan, UKM produsen, maupun kelompok tani dan Gapoktan. Dengan gerakan Belanja di Warung Tetangga yang melibatkan 3,5 juta warung, Teten berharap hal itu bisa memperkuat jaringan distribusi nasional.
“Misalnya di sini, ada Perinus yang akan berkolaborasi dengan BGR Logistics dan LPDB KUMKM untuk menyerap produk dari hulu, dan dipasarkan di warung-warung,” tambahnya lagi.
Wajib Dilakukan
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Tohir menegaskan bahwa keberpihakan terhadap koperasi dan UMKM wajib dilakukan. Menurutnya sumber daya yang dimiliki BUMN yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dapat dioptimalkan untuk pengembangan UMKM, termasuk koperasi.
“Saya berharap, dengan sinergi tersebut pelaku UMKM yang terdampak COVID-19 bisa segera bangkit,” tandas Erick.
Pria yang pernah menjabat sebagai Presiden INASGOC ini mencontohkan kerjasama yang sudah dilakukan antara perusahaan BUMN. Diantaranya Bank BRI, PNM, dan Pegadaian dalam membangun program Satu Data.
Erick bilang tahun depan akan ada sinergi antara Smesco Indonesia dengan Sarinah. Dimana Smesco akan berperan sebagai coaching dan lab, sedangkan Sarinah menjadi pusat trading produk UMKM.
Ia juga menyebutkan program Pasar Digital (PaDI) UMKM sebagai bentuk riil dari kerjasama antara dua kementerian ini. Melalui program ini, menurutnya sektor UMKM mendapatkan kesempatan untuk memaksimalkan peluang dari capex (belanja modal) dari perusahaan-perusahaan BUMN.
Dengan peluang tersebut, terangnya, maka pangsa pasar UMKM akan lebih banyak ditangkap BUMN. Sebagai tahap awal akan diikutsertakan sembilan BUMN untuk terlibat dalam program tersebut.
Selain itu, Erick menjelaskan, pihaknya sudah mengeluarkan Peraturan Menteri BUMN yang menyebutkan bahwa tender senilai Rp250 juta hingga Rp14 miliar tidak diikuti BUMN. “Kita dorong UMKM ikut tender. Ini akan kita lakukan bertahap agar UMKM bisa terdorong tumbuh besar,” tutup Erick.