The Body Shop di AS dan Kanada Ajukan Kebangkrutan
- The Body Shop telah mengajukan kebangkrutan di wilayah Amerika Serikat dan Kanada. Namun tetap tengah berjuang untuk membayar pemasok di Australia.
Dunia
JAKARTA - The Body Shop telah mengajukan kebangkrutan di wilayah Amerika Serikat dan Kanada. Namun tetap tengah berjuang untuk membayar pemasok di Australia.
Mengutip The Guardians, lini bisnis grup yang paling menguntungkan di luar negeri tersebut tengah berjuang akibat kekurangan uang tunai setelah perusahaan induknya di Inggris bangkrut bulan lalu.
The Body Shop AS telah menghentikan perdagangan di 50 gerainya. Perusahaan kosmetik ini mengajukan kebangkrutan di mana aset dijual untuk melunasi hutang hal ini membahayakan sekitar 400 pekerja termasuk yang berada di pusat distribusi karena terancam Pemutusan Hubungan Kerja.
- Bank Commonwealth-Bukalapak Kolaborasi Berdayakan Pelaku UMKM Perempuan
- Lutfi Adhiansyah, Founder Start Up Ammana yang Bantu Nelayan Udang Panen hingga Jutaan Kilo
- BRI Buka Lowongan untuk Semua Jurusan, Ada 2 Posisi yang Bisa Dilamar
- Sebelum Ambil KPR, Kenali Jenis-jenisnya Dulu Yuk!
Sedangkan di Kanada, 33 dari 105 toko telah tutup, dan lebih dari 200 orang kehilangan pekerjaan.
Di Australia, di mana grup ini mengoperasikan hampir 100 toko dan bertanggung jawab atas lebih dari 20 toko lainnya di Selandia Baru, dapat dipahami bahwa masa depan jaringan tersebut berada dalam ketidakpastian karena mereka berjuang untuk menutupi utang.
Sebelumnya, akhir Februari 2024 lalu, The Body Shop atau salah satu bisnis perusahaan kosmetik asal Inggris di ambang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Mereka akan mengurangi hampir 300 pekerja di kantor pusatnya, sementara hampir separuh dari 198 tokonya di Inggris akan tutup.
The Body Shop telah terjerumus ke dalam administrasi, adapun istilah Administrasi dalam hukum Inggris adalah jenis prosedur utama dalam hukum kebangkrutan di Inggris, ketika sebuah perusahaan tidak mampu membayar utangnya.
Akibatnya, perusahaan induk The Body Shop yang beroperasi di Inggris ini telah menjual bisnisnya di sebagian besar kawasan Eropa dan sebagian di Asia.