<p>ilustrasi// Foto: Ismail Pohan &#8211; Tren Asia</p>
Pasar Modal

The Fed Kembali Berpeluang Kerek Suku Bunga, Inflasi Dalam Negeri Tahan Pelemahan Rupiah Hari Ini

  • Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 10 April 2023, nilai kurs rupiah ditutup menguat 10 poin di posisi Rp14.902 per-dolar AS.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Tingkat inflasi dalam negeri yang terjaga menahan pelemahan terhadap kurs rupiah hari ini tatkala bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) kembali berpeluang mengerek suku bunga pada pertemuan April 2023.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 10 April 2023, nilai kurs rupiah ditutup menguat 10 poin di posisi Rp14.902 per-dolar AS.

Pada perdagangan sebelumnya, nilai kurs rupiah ditutup menguat 19 poin di level Rp14.912 per-dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, data ketenagakerjaan AS pada Maret mendukung potensi kenaikan suku bunga dari The Fed.

Pada Jumat, 7 April 2023, data nonfarm payroll AS meningkat 236.000, menurun dari 326.000 (revisi dari 311.000) pada bulan Februari 2023.

Sementara itu, tingkat pengangguran di negeri Paman Sam turun menjadi 3,5% dari 3,6% pada bulan Februari.

Kedua kondisi tersebut pun mengindikasikan bahwa The Fed mungkin harus menaikkan suku bunga pada pertemuan April 2023.

"Dengan keluarnya nonfarm payroll, investor sekarang fokus pada indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) AS untuk bulan Maret," kata Ibrahim dikutip dari riset harian, Senin, 10 April 2023.

Akan tetapi, walaupun potensi kenaikan suku bunga The Fed kembali terbuka dan dapat menurunkan selera terhadap aset berisiko termasuk rupiah, namun inflasi dalam negeri yang masih terjaga dapat menahan pelemahan terhadap mata uang Garuda.

"Pengendalian inflasi yang dilakukan pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) sudah menunjukkan hasil yang positif dengan turunnya inflasi menjadi di bawah 5% pada Maret lalu," tutur Ibrahim.

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan besok, Selasa, 11 April 2023, nilai kurs rupiah berpotensi melemah di rentang Rp14.880-Rp14.940 per-dolar AS.