The Fed Kurangi Pembelian Obligasi Bikin Rupiah Diramal Melemah
- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka stagnan di level Rp14.372,50. Analisis memprediksi mata uang rupiah bakal mengalami tekanan pada hari ini akibat rapat yang digelar bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) pada dini hari tadi waktu Indonesia.
Pasar Modal
JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka stagnan di level Rp14.372,50. Analisis memprediksi mata uang rupiah bakal mengalami tekanan pada hari ini akibat rapat yang digelar bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) pada dini hari tadi waktu Indonesia.
Analisis Pasar Uang Ariston Tjendra menyebut pasar mengekspektasikan adanya pengurangan stimulus The Fed untuk menopang perekonomian Negeri Paman Sam. Hal ini tampak dari keputusan The Fed untuk mengurangi pembelian obligasi dalam beberapa waktu terakhir.
“Setelah notulen rapat kebijakan moneter the Fed dirilis dinihari tadi, dolar AS terlihat menguat terhadap mata uang utama dunia dan mata uang regional. Ini artinya likuiditas dollar mulai ditarik dari pasar keuangan dan bisa mendorong penguatan dollar AS,” ucap Aris kepada Trenasia.com, Kamis, 19 Agustus 2021.
- Gokil! Laba Bersih Bank KB Bukopin Terbang 194 Persen Jadi Rp152,60 Miliar
- Kinerja Saham Unilever Berpotensi Uptrend? Begini Proyeksi Mirae Asset Sekuritas
- Kualitas Kredit Memburuk, Bank KB Bukopin (BBKP) Berupaya Mempertebal Modal Inti
Dirinya menyebut rupiah berpotensi mengalami pelemahan ke level Rp14.400. Selain itu, pelemahan rupiah juga dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap penyebaran kasus COVID-19 varian delta yang belum mereda di Indonesia.
“Tekanan terhadap rupiah juga bisa dari kekhawatiran pasar terhadap kenaikan kasus COVID-19 di dunia akibat varian delta yang kurvanya belum ada tanda penurunan,” ucap Aris.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mencatat ada tambahan 15,768 kasus positif harian pada Rabu, 18 Agustus 2021. Secara kumulatif, ada 3,9 juta orang yang telah terpapar COVID-19 di Indonesia sejak pandemi menyebar pada 2 Maret 2020.
Meski begitu, tren surplus neraca perdagangan diprediksi Aris bakal menahan nilai mata uang rupiah agar tidak tertekan terlalu dalam. Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan pada bulan Juli 2021 sebesar US$2,59 miliar.
“Surplus neraca perdagangan RI bulan Juli yang di atas US$2 miliar mungkin bisa menahan pelemahan nilai tukar rupiah hari ini. Dengan support ini, rupiah bisa tertahan di Rp14.360 per dolar AS,” katanya.